Menembus Lumpur, Mengantar Suara: Kisah Perjuangan KPU Siak Menjaga Ruh Demokrasi di Ujung Negeri
“Kami senang bisa ikut bantu. Ini pesta kita semua. Kalau logistiknya aman, kami pun tenang memilih,” tutur Suryani (45), warga Kandis, sambil mengelap keringat di dahinya.
Bagi mereka, Pilkada bukan sekadar memilih bupati dan wakil bupati. Ini tentang rasa memiliki terhadap daerah, tentang menjaga marwah demokrasi yang telah mereka jalani bertahun-tahun.
Setiap surat suara diperiksa satu per satu oleh tim teknis sebelum dimasukkan ke kotak. Tak boleh ada yang cacat, sobek, atau tercetak salah. Bilik suara dipastikan kokoh, tinta pemilih disegel rapat, dan perlengkapan pendukung disusun rapi dalam paket khusus.
Seluruh gudang logistik KPU dijaga selama 24 jam penuh oleh aparat keamanan. Tidak ada ruang bagi kelalaian, karena satu kesalahan saja bisa berdampak pada kepercayaan publik.
“Kami bekerja bukan hanya untuk menyukseskan Pilkada, tapi untuk memastikan setiap warga punya kesempatan yang sama menyalurkan suaranya dengan aman dan bermartabat,” tegas Said Dharma Setiawan.