Dua Hari Penguatan Fikih: Santri MDTA Syahabuddin Praktik Salat saat Musafir dan Manasik Haji
RIAU24.COM - Siak — Suasana penuh semangat dan kekhusyukan tampak dilingkungan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Syahabuddin Siak pada Jum'at (21/11/2025) ketika para santri madrasah melaksanakan praktik ibadah haji sebagai bagian dari program pengamalan dan pendalaman materi praktek ibadah, yang merupakan program capaian bimbingan ibadah. Kegiatan ini diselenggarakan seusai rangkaian review pembelajaran akhir Semester Ganjil TP.2025/2026, yang melibatkan seluruh santri madrasah MDTA Syahabuddin kelas 3 dan 4.
Kegiatan keagamaan ini telah dimulai sejak sehari sebelumnya. Pada Kamis, 20 November 2025, para siswa mengikuti praktek ibadah salat jamak dan qashar yang dipandu oleh majelis guru Edi Suhedi S.AP dan Candra, S.Pd. Dalam kesempatan tersebut, anak-anak diperkenalkan pada tata cara salat yang dilakukan ketika bepergian jauh, sekaligus menegaskan pemahaman fikih ibadah yang telah dipelajari selama satu semester.
“Pembelajaran seperti ini sangat penting agar anak-anak tidak hanya memahami teori, tetapi juga praktiknya. Saat mereka kelak menghadapi kondisi nyata, mereka sudah tahu tata cara salat jamak dan qashar tanpa meninggalkan kewajiban sholatnya. Allah memberikan berbagai kemudahan dalam pelaksanaan ajaran agama, termasuk rukhsah (keringan) bagi hamba-Nya. Kemudahan ini menandakan bahwa islam adalah agama yang sempurna, seimbang dan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya” ujar Edi Suhedi.
Puncak kegiatan berlangsung pada hari Jumat melalui pelaksanaan manasik haji yang dipandu langsung oleh Narasumber Ustadz H. Toto Prasetyo, Lc. Para santri tampak antusias mengenakan pakaian ihram sederhana, kemudian mengikuti alur ibadah mulai dari niat ihram, wukuf di Arafah, mabid di Muzdalifah, melontarkan jumroh yang ada tiga yaitu jumroh ula, jumroh wustho,dan jumroh Aqobah, thawaf, sa’i antara Shafa dan Marwah, hingga tahallul lalu dibagikan air mineral sebagai penutup rangkaian ibadah. Pembagian air mineral tersebut sebagai perumpamaan meminum air zam-zam untuk menambah nuansa pembelajaran yang semakin hidup dan meningkatkan kesan mendalam bagi peserta didik.
Menurut Ustadz H. Toto Prasetyo, manasik haji ini bukan sekadar simulasi ritual, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai keikhlasan dan kedisiplinan sejak dini.
“Anak-anak perlu merasakan langsung bagaimana proses ibadah haji berjalan. Dari sini, mereka belajar untuk disiplin, sabar, dan memahami makna ibadah. Ini sangat membantu proses pembelajaran mereka,” ujarnya.