Menu

Cek Fakta: AS, Israel, dan Qatar Mengadakan Pertemuan Rahasia Mengenai Kesepakatan Damai Gaza

Amastya 8 Dec 2025, 13:38
Presiden AS Donald Trump (kiri) bergandengan tangan dan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di parlemen Israel, Knesset, di Yerusalem pada 13 Oktober 2025/ AFP
Presiden AS Donald Trump (kiri) bergandengan tangan dan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di parlemen Israel, Knesset, di Yerusalem pada 13 Oktober 2025/ AFP

RIAU24.COM Amerika Serikat, Israel, dan Qatar mengadakan pertemuan trilateral yang tenang di New York pada hari Minggu (7 Desember), menurut laporan.

Pertemuan ini menandai kontak paling senior antara ketiga pihak sejak perang Gaza dihentikan beberapa bulan lalu berdasarkan kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar.

Menurut dua sumber yang dikutip oleh Axios, pembicaraan tersebut terjadi beberapa bulan setelah serangan udara Israel di Doha yang mencoba, dan gagal, menargetkan tokoh-tokoh senior Hamas.

Pertemuan ini merupakan pertemuan tingkat tertinggi antara kedua negara sejak kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza, di mana Qatar berperan sebagai mediator utama, menurut laporan tersebut.

Steve Witcoff menjadi pembawa acara

Meskipun Gedung Putih belum mengonfirmasi pertemuan tersebut, Axios menyatakan bahwa pertemuan tersebut diselenggarakan oleh utusan AS Steve Witkoff, dengan kepala Mossad David Barnea mewakili Israel dan seorang pejabat senior Qatar yang tidak disebutkan namanya juga hadir.

Qatar, yang bekerja sama dengan Mesir dan Amerika Serikat, membantu menegosiasikan gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas.

Gencatan senjata tersebut berlangsung tidak merata, dengan kedua belah pihak saling menuduh melanggar ketentuan-ketentuannya.

Apa isi agendanya?

Menurut laporan tersebut, pertemuan hari Minggu di New York difokuskan terutama pada bagaimana menerapkan pengaturan perdamaian Gaza dalam menghadapi ketegangan tersebut.

Serangan di Doha pada 9 September, yang bertujuan menyerang negosiator utama Hamas, Khalil al Hayra, dan lainnya, justru menewaskan enam orang dan menuai kritik tajam, termasuk dari Presiden AS Donald Trump.

Setelah serangan balasan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menelepon Al Thani atas desakan Trump, untuk meminta maaf atas serangan tersebut.

Qatar desak penarikan penuh pasukan Israel

Pada hari Sabtu (6 Desember), Qatar dan Mesir secara terbuka mendorong penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional untuk menegakkan perjanjian tersebut.

Berbicara di sebuah forum di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, “gencatan senjata yang sesungguhnya tidak akan tercapai kecuali jika pasukan Israel ditarik sepenuhnya (dan) stabilitas di Gaza kembali tercipta."

(***)