Menu

Thailand Menolak Mediasi di Tengah Bentrokan Perbatasan dengan Kamboja, Apa Langkah Selanjutnya?

Amastya 11 Dec 2025, 13:17
Bentrokan Thailand-Kamboja/ AFP
Bentrokan Thailand-Kamboja/ AFP

RIAU24.COM - Di tengah meningkatnya ketegangan antara Thailand dan Kamboja, Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan bahwa mereka belum siap untuk mediasi dengan Kamboja, karena bentrokan perbatasan telah melampaui batas.

Dalam konferensi pers, Nikorndej Balankura mengatakan, "Batasnya telah terlampaui."

Bentrokan baru meletus antara kedua negara beberapa bulan setelah Trump menengahi kesepakatan perdamaian.

Balankura mengatakan bahwa Thailand akan menolak tawaran negara ketiga untuk menjadi mediator sampai mereka yakin konflik tersebut tidak akan terulang di masa mendatang.

"Warga Thailand telah tewas, kita harus memastikan ini tidak terulang lagi, kita harus memastikan bahwa kita memiliki cukup kepercayaan sebelum pembicaraan apa pun dapat terjadi dan saat ini bukanlah saatnya," katanya.

Sementara itu, video militer Thailand menunjukkan drone menjatuhkan bom ke target Kamboja.

 AFP melaporkan bahwa setengah juta pengungsi di Kamboja dan Thailand berlindung di pagoda, sekolah, dan tempat perlindungan aman lainnya.

Sementara itu, memecah keheningannya mengenai masalah ini, Trump mengatakan pada 9 Desember, "Saya benci mengatakan ini, yang bernama Kamboja-Thailand dan itu dimulai hari ini dan besok saya harus melakukan panggilan telepon. Siapa lagi yang bisa mengatakan saya akan melakukan panggilan telepon dan menghentikan perang antara dua negara yang sangat kuat, Thailand dan Kamboja," kata Trump.

Dalam unggahan lain di Truth Social, ia kembali mengklaim telah mengakhiri delapan perang, "Tidak pernah ada Presiden yang bekerja sekeras saya! Jam kerja saya paling panjang, dan hasil saya termasuk yang terbaik. Saya telah menghentikan Delapan Perang, menyelamatkan jutaan nyawa dalam prosesnya," tulisnya.

Apa yang memicu bentrokan baru tersebut?

Bentrokan baru ini dipicu setelah seorang tentara Thailand terluka akibat ranjau darat pada bulan November.

Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau di wilayah sengketa, sementara Kamboja membantah.

Pada 8 Desember, Thailand melancarkan serangan udara terhadap Kamboja setelah kematian seorang tentara Thailand.

Kamboja kemudian mengatakan bahwa mereka akan membalas Thailand dengan kekuatan penuh.

Kedua negara terlibat dalam bentrokan hebat pada awal Juli selama kurang lebih seminggu.

Bentrokan tersebut menewaskan 43 orang dan memaksa sekitar 300.000 orang mengungsi.

(***)