Menu

Kabinet Israel Menyetujui 19 Pemukiman Yahudi Baru di Tepi Barat

Amastya 22 Dec 2025, 14:05
Bangunan-bangunan yang baru dibangun terlihat di pemukiman Israel Givat Zeev dekat kota Ramallah di Palestina/ AFP
Bangunan-bangunan yang baru dibangun terlihat di pemukiman Israel Givat Zeev dekat kota Ramallah di Palestina/ AFP

RIAU24.COM Kabinet keamanan Israel pada hari Minggu (21 Desember) menyetujui proposal untuk 19 permukiman baru di Tepi Barat yang diduduki.

Permukiman baru tersebut mencakup dua permukiman yang sebelumnya dievakuasi selama rencana penarikan pasukan tahun 2005, menurut Menteri Keuangan Betzalel Smotrich, yang mengumumkan rencana tersebut dan menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk mencegah pembentukan negara Palestina.

“Di lapangan, kami menghalangi pembentukan negara teror Palestina,” katanya dalam pernyataan tersebut.

”Persetujuan ini menjadikan total jumlah pemukiman yang disetujui selama tiga tahun terakhir menjadi 69,” tulis Smotrich di X, menandai peningkatan tajam hampir 50 persen selama masa pemerintahan saat ini dari 141 pada tahun 2022 menjadi 210.

Smotrich, yang telah menjadi pendukung vokal perluasan pemukiman dan juga seorang pemukim, mengatakan, "Kami akan terus mengembangkan, membangun, dan mendiami tanah warisan leluhur kami, dengan keyakinan pada keadilan jalan yang kami tempuh."

Keputusan terbaru ini diambil beberapa hari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat sebagai tindakan ilegal menurut hukum internasional.

Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, baru-baru ini mengkritik upaya Israel yang tiada henti untuk memperluas permukiman di wilayah pendudukan.

Ia mengatakan awal bulan ini bahwa hal itu terus memicu ketegangan, menghambat akses warga Palestina ke tanah mereka, dan mengancam kelangsungan hidup negara Palestina yang sepenuhnya merdeka, demokratis, berkesinambungan, dan berdaulat.

Menurut laporan PBB, jumlah permukiman mencapai titik tertinggi sejak tahun 2017, ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai melacak data tersebut.

Perkembangan ini terjadi ketika pembahasan sedang berlangsung mengenai rencana perdamaian Gaza dari Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan untuk menghentikan konflik dan mengamankan perdamaian jangka panjang antara Israel dan Hamas.

Presiden AS baru-baru ini memperingatkan agar tidak mencaplok wilayah di Tepi Barat, dengan mengatakan, "Israel akan kehilangan semua dukungan dari Amerika Serikat jika itu terjadi," katanya dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan majalah Time.

(***)