Menu

Rapat Tahunan BI Riau, Ini Pertumbuhan Ekonomi Riau Triwulan III 2018

Elvi 18 Dec 2018, 11:51
Rapat tahunan BI Riau
Rapat tahunan BI Riau

PEKANBARU - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Siti Astiyah mengatakan  hasil pertumbuhan yang terjadi di Provinsi Riau sepanjang tahun 2018 meningkat dari tahun 2017.

"Pertumbuhan perekonomian di Riau pada triwulan III tahun 2018 tumbuh sebesar 2,98 persen (yoy), ini meningkat jika dibandingkan triwulan II tahun 2018 yang tumbuh 2,38 persen," terang Siti.

Hal itu dipaparkan Siti dalam rapat tahunan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau yang dilaksanakan di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Riau, Selasa, 18 Desember 2018 dihadiri oleh pimpinan-pimpinan bank yang ada di Provinsi Riau, pejabat-pejabat di Riau, Ketua DPRD Provinsi Riau dan Gubernur Riau.

Menurut Siti, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Riau bersumber dari sisi penggunaan, dari kenaikan konsumsi pemerintah dan net ekspor. Sedangkan kenaikan dari sisi sektoral bersumber dari sektor pertanian dan industri pengolahan.

"Perkembangan berbagai indikator ekonomi terkini mengindikasikan peningkatan kinerja ekonomi Riau tahun 2018 yang lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2017," kata Siti.

"Inflasi Provinsi Riau pada triwulan III tahun 2018 tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan II tahun 2018," lanjutnya.

Inflasi Riau, disebutkan Siti, hingga akhir tahun 2018 diperkirakan lebih rendah dari tahun 2017, serta masih dalam kisaran sasaran inflasi nasional.

Selain itu, Siti juga mengatakan realisasi assesmen keuangan pemerintah APBD Provinsi Riau hingga triwulan III 2018 secara umum tercatat lebih rendah, yakni Rp4,69 triliun atau 45,43 persen dari pagu anggaran. "Secara nominal, realisasi belanja tersebut menurun 1,64 persen (yoy) dibandingkan triwulan III 2017 yang tercatat sebesar Rp4,76 triliun," kata Siti.

Lebih lanjut, Siti Astiyah mengatakan tentang assesmen penyelenggaraan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah di Provinsi Riau. "Perkembangan transaksi pembayaran tunai di Provinsi riai pada triwulan III 2018 mengalami outflow. Ini normal sesuai aktifitas ekonomi dan konsumsi masyarakat," kata Siti.

"Untuk transaksi kliring dan BI-RTHS, tercatat meningkat baik dari sisi nominal maupun jumlah transaksi. Secara berkala, Bank Indonesia melakukan layanan penukaran uang lusuh, kas keliling, dan membuka kas titipan. Total transaksi kas keliling kepada masyarakat yang telah dilakukan BI Provinsi Riau sebanyak 12 kali dengan total transaksi sebesar Rp21,38 miliar," tambahnya.

Untuk assesmen ketenagakerjaan dan kesejahteraan daerah di Provinsi Riau terindikasi membaik. Ini adanya penurunan persentase jumlah penduduk miskin dibanding jumlah penduduk di Riau.

Untuk 2019, prospek perekonomian daerah di Provinsi Riau juga disebutkan Kepala Kantor BI Provinsi Riau. Pada ekonomi Riau triwulan I 2019, diperkirakan lebih tinggi dibandingkan perkiraan triwulan IV tahun 2018.

"Ini terlihat dari sisi penggunaan, ada peningkatan yang diperkirakan bersumber dari konsumsi LNPRT dan net ekspor. Sedangkan dari sisi sektoral, utamanya diperkirakan bersumber dari sektor pertanian, pertambangan yang didorong oleh kenaikan harga minyak dunia, dan pariwisata," ucap dia.

Sementara itu, ada yang meningkat lambat, dari sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan."Ini masih terbatasnya ekspor CPO ke Eropa dan Amerika Serikat, menyusul berbagai hambatan tarif dan non tarif yang masih terjadi. Sementara itu, melambatnya sektor konstruksi dan perdagangan diperkirakan sesuai dengan pola historisnya," ucap Siti.

"Tapi ekonomi Riau pada tahun 2019 diperkirakan tetap tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan perkiraan keselurihan tahun 2018," kata dia.

Secara keseluruhan tahun 2019 nanti, tekanan inflasi masih dalam target inflasi nasional 3,5 hingga 1 persen (yoy), dan sedikit lebih tinggi dibandingkan keseluruhan tahun 2018.

Meningkatnya tekanan inflasi tersebut terutama bersumber dari komoditas-komoditas yang harganya dipengaruhi atau ditetapkan oleh kebijakan pemerintah seiring dengan terbukanya peluang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagaimana asumsi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2019.

Sumber tekanan inflasi juga diperkirakan berasal dari komoditas bahan pangan akibat masih tingginya ketergantungan Provinsi Riau terhadap pasokan dari luar daerah sehingga sangat rentan terhadap gejolak harga.

Selain itu, terdapat kemungkinan intensitas musim hujan yang di bawah normal pada 2019 di sebagian wilayah Riau.

Di sisi lain, tekanan inflasi untuk komoditas secara umum selain bahan oangan dan yang harganya diatur pemerintah masih relatif stabil meskipun menunjukkan tendensi sedikit meningkat di tengah perkiraan perekonomian Riau yang lebih tinggi dibandingkan 2018 sehingga mendorong permintaan.(***)