Menu

Waspada, Tsunami Susulan Masih Mengintai Perairan Selat Sunda

Siswandi 24 Dec 2018, 11:42
Aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau terpantau masih tinggi. Hal ini yang diduga kuat menjadi penyebab munculnya tsunami di perairan Selat Sunda. Foto: int
Aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau terpantau masih tinggi. Hal ini yang diduga kuat menjadi penyebab munculnya tsunami di perairan Selat Sunda. Foto: int

“Masih akan ada tsunami susulan. Tremor, guncang lereng Gunung Anak Krakatau, kalau itu rontok akan terjadi (tsunami lagi),” ujarnya, seperti dilansir republika.co.id.

Dengan demikian, ia mengimbau masyarakat jangan kembali ke pantai dahulu. Sebab, berdasarkan papan pengukuran (tide gauge), saat ini tremor masih berjalan.

Dwikorita mengatakan, peristiwa tsunami akibat seismik Gunung Krakatau pernah terjadi saat mengalami erupsi pada 1883. Namun, berbeda dengan bencana saat itu, aktivitas seismik Gunung Anak Krakatau ini tidak langsung mengakibatkan terjadi tsunami.

Pola itu justru mengkhawatirkan, sebab tide gauge menunjukkan periode pendek-pendek mirip gempa Palu, Sulawesi Tengah.

"Yang kami cari, apakah ada tebing lereng yang longsor. Kalau ada, artinya selama ada tremor, longsor masih bisa terjadi," tambahnya.

Untuk diketahui, aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau terus meningkat sejak Juni 2018 lalu. Selama periode Oktober-November 2018 telah terjadi erupsi yang lebih besar sehingga statusnya ditingkatkan menjadi Waspada.

Halaman: 123Lihat Semua