Menu

Walah, Masih Ada Korban Tsunami Selat Sunda Dimintai Biaya Berobat

Siswandi 4 Jan 2019, 15:44
Muginarto memperlihatkan kwitansi pembayaran biaya berobat anaknya yang menjadi korban tsunami. Foto: int
Muginarto memperlihatkan kwitansi pembayaran biaya berobat anaknya yang menjadi korban tsunami. Foto: int

RIAU24.COM -  Cerita miring terkait penanganan korban tsunami Selat Sunda beberapa waktu lalu, kembali menguap ke permukaan. Meski pemerintah telah menetapkan para korban dirawat gratis, namun masih ada juga pihak yang diduga meminta bayaran.

Itulah yang dialami Muginarto, warga Kota Cilegon, Jawa Barat. Anaknya yang bernama Navis Humam (8) adalah salah satu di antara ribuan korban luka-luka akibat dihantam tsunami.

Saat ini, Muginarto merasa resah, karena untuk biaya berobat anaknya, ia diminta membayar biaya berobat hingga Rp17 juta. Hal itu ia ungkapkan kepada wartawan, Jumat 4 Januari 2019 di kediamannya.

Dituturkannya, anaknya menjadi korban tsunami saat berlibur di Vila Mutiara, Pantai Carita, Banten, 22 Desember 2018 lalu. Awalnya, sang anak sempat dirawat di RS Berkah Pandeglang.

Oleh pihak RS Berkah, anaknya dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Cilegon. Sebab, Navis butuh operasi pada siku dan bahunya akibat benturan ketika tsunami terjadi.

"Hari Minggu sore ketemunya di RSUD Pandeglang, dirujuk ke (RS di Cilegon), cuma waktu rujukan nggak dilampirin surat rujukan daftar umumnya," ujarnya, seperti dilansir detik.com.

Halaman: 12Lihat Semua