Menu

Kecam Penembakan Brutal Masjid di Selandia Baru, Aksi Pria Ini Sungguh Bikin Haru

Siswandi 19 Mar 2019, 00:49
Andrew Graystone, berdiri di depan Masjid Madina Manchester, Inggris, sambil membawa poster berisi dukungannya terhadap kaum muslim. Foto: int
Andrew Graystone, berdiri di depan Masjid Madina Manchester, Inggris, sambil membawa poster berisi dukungannya terhadap kaum muslim. Foto: int

RIAU24.COM -  Aksi Andrew Graystone, warga Manchester, Inggris, benar-benar mampu membuat haru. Ia mengecam keras aksi penembakan brutal, yang terjadi di Masjid Al Noor dan Linwood, Selandia baru.

Namun caranya mengecam tindakan brutal itu sekaligus mendukung kaum muslim, sungguh tak lazim.

Begitu mendengar kabar tentang adanya penembakan brutal itu, ia langsung mendatangi Masjid Madina di Machester, Jumat 15 Maret 2019, beberapa saat setelah insiden di Selandia Baru.

Di depan masjid, pria dari Levenshulme itu membawa sebuah papan dengan tulisan "Kalian adalah Temanku. Saya Akan Berjaga ketika Kalian Salat".

Dilansir The Guardian, pria yang aktivitasnya sebagai penulis itu, ingin memastikan setiap jemaah yang datang ke masjid merasa aman.

Awalnya, para jamaah di Masjid Madina, terheran-heran dengan sikap Andres. Mereka sempat mengira Graystone sebagai seorang pengunjuk rasa. Apalagi ketika Graystone menyambut mereka dengan salaam yang berarti damai.

Hingga akhirnya para jamaah melihat tulisan yang ada di papan. Barulah mereka menyambut Graystone dengan hangat.

Andrew terus berdiri selama salat Jumat berlangsung. Ia juga tak menyadari imam masjid memujinya dalam khotbah.

Selepas salat, ratusan jamaah langsung mengerubunginya. Kepada Graystone, mereka melontarkan pujian bahkan menyebut kemanusiaan tidak hilang dari muka Bumi ketika melihat aksi yang dilakukan Graystone.

Dilansir BBC, penulis 57 tahun tersebut mengatakan ada dua cara untuk merespon aksi teror seperti yang terjadi di Selandia Baru.

"Anda bisa meresponnya dengan ketakutan. Atau, Anda bisa menghadapi insiden itu dengan persahabatan yang Anda berikan," tegasnya, dilansir kompas, Senin 18 Maret 2019.

Graystone melanjutkan, dia menerima 100.000 tanggapan dalam waktu 24 jam sejak aksi solidaritasnya menjadi viral, selain juga tanggapan negatif.

Namun pria yang mengelola sebuah yayasan Kristiani itu menegaskan apa yang dilakukannya bukan sekadar aksi berlandaskan keagamaan.

"Ini tentang persahabatan dan komunitas. Kadang Anda yang harus pertama kali bertindak dan membangun jembatan," ungkapnya. ***