Menu

Ironis, Sukses Antarkan Calonnya Jadi Kepala Daerah, Anggota Timses Ini Malah Berakhir Dalam Pasungan

Siswandi 21 Mar 2019, 11:37
Ajap, anggota timses yang nasibnya berakhir dalam pasungan. Saat ini ia telah mulai menjalani rehabilitasi. Foto: int
Ajap, anggota timses yang nasibnya berakhir dalam pasungan. Saat ini ia telah mulai menjalani rehabilitasi. Foto: int

RIAU24.COM -  Sudah cukup lama, Ajap (46), warga Kabupaten Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, hidup dalam pasongan bambu, yang dibuat keluarga dan tetangganya sendiri. Usut punya usut, ternyata hal itu terpaksa dilakukan karena ia mengalami stres berat.

Yang mengejutkan, kondisi itu terjadi adalah buntut dari ajang Pemilihan Kepala Daerah, di mana Ajap merupakan salah seorang anggota tim sukses salah seorang calon, yang kini menjadi kepala daerah.

Namun setelah sang calon berhasil menjadi kepala daerah, Ajap malah kecewa. Karena janji-janji manis yang pernah dilontarkan sang calon, tak pernah direalisasikan. Saking kecewanya, Ajap pun stres berat.

Sikapnya berubah menjadi tak terkendali dan sering berbuat kasar. Keluarga dan warga pun tak punya pilihan lain. Mantan ketua RT akhirnya dimasukkan dalam pasungan bambu, yang diikat tali tambang. Ukurannya tergolong sempit, hanya cukup untuk Ajap duduk selonjoran. Sementara kedua kakinya dihimpit dengan bambu.

Sebenarnya, kisah tentang Ajap kecewa dengan sang idola itu, sudah lama jadi rahasia umum. Khususnya bagi warga Kampung Cidalung, Desa Wangunsari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, tempat Ajap menetap.

Menurut warga, saat Pilkada Kabupaten Cianjur digelar, Ajap memang telah berbuat maksimal untuk calon yang diusungnya. Upayanya tak sia-sia. Sang calon yang didukungnya, memang menang di daerah tempat ia tinggal.

Kabarnya, Ajap diberikan janji bisa dengan mudah menemui calon yang dimenangkannya itu usai Pilkada. Namun ternyata janji itu hanya isapan jempol.

"Keterangan dari keluarga, Ajap ini kecewa karena saat datang ke pusat kota Cianjur untuk bertemu calon yang dia menangkan berakhir kekecewaan. Ajap tidak berhasil bertemu idolanya itu," kata Feri, salah seorang relawan Komunitas Sehat Jiwa (KSJ) Cianjur, Kamis 21 Maret 2019.

Dilansir detik, sejak saat itu, perilaku Ajap mulai berubah. Ia mulai sering bersikap kasar dan beringas. Tidak jarang dia merusak barang milik tetangga. Bahkan, ia pernah menjebol dinding rumah dan mengamuk.

"Bagi tetangga dan masyarakat di tempatnya tinggal Ajap mengalami gangguan kejiwaan karena diabaikan oleh pilihannya saat Pilkada sudah bukan rahasia lagi. Semuanya tahu, Ajap dikecewakan oleh pilihannya sendiri," lanjut Feri.

Karena tidak ada pilihan keluarga dibantu tetangga kemudian terpaksa memasung Ajap. Sejak saat itu, Ajap pun hidup di dalam pasungan yang terbuat dari bambu itu.

"Atas inisiasi Pak Nurhamid selaku ketua KSJ sudah kita bebaskan pada Rabu (20/3/2019) kemarin. Kami dibantu Puskesmas dan warga membawa Ajat ke panti untuk mendapat perawatan yang layak," ujarnya lagi.

Terpisah, Nurhamid Karnaatmaja (55) membenarkan Ajap saat ini dalam perawatan pihaknya. Kondisi pria itu belum stabil.

"Kalau ngamuk sih enggak, cuma masih resah dan terlihat gelisah. Di tempat ini dia kita perlakukan secara manusiawi dan berbaur berkomunikasi dengan relawan panti, semoga beliau kembali pulih seperti sediakala," ujarnya singkat.

Untuk diketahui, pada Pilkada Cianjur tahun 2006 lalu, pasangan Tjetjep Muchtar Soleh dan Dadang Sufianto tampil sebagai pemenang. Keduanya kemudian terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Cianjur periode 2006-2011. Keduanya merupakan kepala daerah Cianjur pertama pilihan rakyat. ***