Menu

Bom Meledak di Sri Langka Tewaskan 138 Orang, Rupanya Ada WNI di Hotel Shangri La

Siswandi 21 Apr 2019, 22:41
Polisi dan pekerja penyelamat memeriksa sisa-sisa korban yang tewas setelah ledakan bom mengguncang Gereja St Anthony di Kolombo, Sri Langka. Foto: int
Polisi dan pekerja penyelamat memeriksa sisa-sisa korban yang tewas setelah ledakan bom mengguncang Gereja St Anthony di Kolombo, Sri Langka. Foto: int

RIAU24.COM -  Sejumlah ledakan bom menghantam dan membuat geger Koto Kolombo, Sri Lanka, Minggu 21 April 2019. Tak tanggung-tanggung, sejauh ini sebanyak 138 orang dikabarka tewas.

Teror bom tersebut terjadi di beberapa gereja dan hotel bintang lima di ibukota Sri Langka tersebut. Dari penelusuran Kementerian Luar Negeri, salah seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial KW, diketahui tengah berada di Hotel Shangri La.

Hotel itu termasuk salah satu bangunan yang ikut dilanda insiden bom. Namun belakangan diketahui WNI tersebut selamat.

Seperti dituturkan Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, ledakan di Hotel Shangri La Kolombo terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

“KBRI Kolombo sudah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi aparat keamanan Sri Lanka,” terangnya, dilansir republika.

Ditambahkannya, KW bukan satu-satunya WNI yang berada di hotel itu, saat bom meledak. Ada juga beberapa WNI lain yang menginap di hotel itu. Namun saat insiden terjadi, mereka kebetulan sedang tidak berada di hotel. Namun, Iqbal tidak merincikan berapa total WNI yang berada di Hotel Shangri La.

Sejauh ini, KBRI Kolombo masih terus memantau perkembangan pasca ledakan bom dengan otoritas setempat. Termasuk kondisi WNI yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Setidaknya 138 orang dikabarkan tewas dan ratusan lainnya dilarikan ke rumah sakit. Petugas keamanan setempat, seperti dilansir AP mengatakan, insiden ini menjadi serangan paling mematikan sejak perang saudara yang berakhir 10 tahun yang lalu.

"Saya sangat mengutuk serangan pengecut yang dilakukan terhadap rakyat kami hari ini, saya meminta rakyat Sri Lanka untuk tetap bersatu dan kuat dalam masa sulit ini, mari hindari laporan propaganda dan spekulasi yang tidak terverifikasi, pemerintah segera melakukan langkah untuk menangani situasi ini," kutuk Perdana Menteri Sri Langka Ranil Wickremesinghe, di media sosial Twitter.

Ledakan ini mengingatkan perang saudara yang pernah terjadi di Sri Lanka. Ketika mereka berperang melawan pemberontak Tamil. Kelompok itu mengincar bank negara, mal, kuil buddha dan hotel yang ramai dikunjungi turis.

Gereja Santa Anthony dan tiga hotel yang meledak berada di kota terbesar di Sri Lanka, Colombo. Daerah yang sering dikunjungi wisatawan asing.

Kelompok Kristen mengaku dalam beberapa tahun terakhir ini intimidasi dari kelompok ekstrimis Buddha semakin meningkat. Pada tahun lalu komunitas Buddha, Sinhalese juga bentrok dengan minoritas muslim.

Sejauh ini, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, media India Today melaporkan sepuluh hari sebelumnya kejadian polisi Sri Lanka sudah memperingatkan tentang bom ini.

Peringatan itu menyebutkan tentang serangan teroris yang mengincar sejumlah gereja terkenal di seluruh Sri Langka. ***