Menu

Supaya Tiket Pesawat Murah, Maskapai Asing Bukan Jaminan

Siswandi 10 Jun 2019, 00:00
Aktivitas di Bandara (Ilustrasi)
Aktivitas di Bandara (Ilustrasi)

RIAU24.COM -  Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu mengusulkan maskapai asing bisa masuk ke dalam penerbangan domestik. Tujuannya, agar persaingan industri penerbangan lebih sehat sehingga harga tiket pun bisa terjangkau oleh kebanyakan masyarakat.

Namun dalam pandangan pengamat penerbangan, Gerry Soejatman, wacana itu tidak bisa dijadikan jaminan.

"Ya memang kalau lebih banyak kompetisi jelas lebih bagus. Namun apakah maskapai asing kita undang masuk apakah bisa menurunkan tiket?" ujarnya, Minggu 9 Juni 2019.

Menurut Gerry, maskapai asing hanya menjual harga tiket murah saat low season. Kalau sudah high season justru harganya menjadi selangit dan bahkan lebin tinggi dari harga tiket yang diberlakukan maskapai nasional.

Dilansir detik, Gerry mencontohkan harga tiket pada penerbangan rute Jakarta-Batam. Dari tiket yang hanya kisaran Rp500 ribu, saat ini melonjrak drastis menjadi Rp3-5 juta.

"Misalnya Jakarta-Batam, maskapai lokal bisa Rp1,5 juta, maskapai asing cuma Rp 500 ribu, namun lihat nggak saat lagi ramai ke Singapura berapa?" kata Gerry.

"Maskapai asing ke Singapura itu bukan lagi Rp 500 ribu atau Rp 1,5 juta tapi bisa sampai Rp3-5 juta buat LCC doang," tambahnya.

Gerry justru menilai banyak maskapai asing tidak tertarik masuk ke dalam industri penerbangan Indonesia. Ada beberapa hal yang menjadi dasar alasannya, Mulai dari aturan tarif batas atas dan bawah, hingga kepemilikan minimal pesawat menjadi masalahnya.

"Banyak yang tertarik juga tapi tau-tau mundur semua, yang bikin mereka nggak minat itu ada aturan tarif batas atas dan batas bawah. Belum lagi aturan kepemilikan mesti punya 5 pesawat minimal itu cukup memberatkan," terangnya lagi.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku diusulkan presiden untuk memasukkan maskapai asing ke dalam pasar penerbangan domestik. Menurutnya hal ini dapat membuat harga tiket terjangkau karena ada persaingan yang sehat. ***