Menu

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, WHO Catat 9 dari 10 Terpapar Pencemaran yang Bersumber dari Ini

Replizar 30 Jul 2019, 11:19
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kuansing/zar
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kuansing/zar

RIAU24.COM -  TELUK KUANTAN - Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, ditandai dengan Peringatan World Health Organization (WHO) yang dilakukan secara serentak di Indonesia.

untuk Tingkat Kabupaten Kuantan Singingi diperingati dalam suatu Upacara Bendera, bertempat di Lapangan Limuno Teluk Kuantan, Senin (28/7).

Bertindak selaku Inspektur Upacara, Wakil Bupati Kuantan Singingi, H. Halim dan Komandan Upacara Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Drs. Rustam Mahmud, dihadiri Waka DPRD Sardiyono, A.Md, Kapolres, Kejari, Kepala Pengadilan Negeri, Sekdakab Kuansing Dr. H. Dianto Mampanini, Kepala Badan, Kepala Dinas, Kepala Kantor, Sekretaris, Kabag, Kabid, Camat, Ketua PKK, Ketua Dharma Wanita dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Kuansing.

Wakil Bupati Kuansing, H. Halim dalam pidato Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan Salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan manusia, adalah Polusi Udara. WHO mencatat bahwa 9 dari 10 terpapar pencemaran, berasal dari Kenderaan Bermotor, Industri, Pertanian dan Pembakaran Sampah.

Pemerintah saat ini melakukan pengendalian polusi udara dengan penerapan penggunaan bahan bakar bersih, dengan bahan bakar setara standar Euro 4 karena lebih berpotensi menurunkan tingkat emisi karbondioksida (55%), dan memberikan keuntungan ekonomi 1,970 Triliun dari pengurangan biaya kesehatan.

Selain itu, polusi udara juga diakibatkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang menyebabkan kerugian besar pada tahun 2015 lalu, namun telah dapat diatasi dengan melakukan Patroli Terpadu (Manggala Agni) disekitar lokasi Rawan Karhutla bersama Anggota TNI, Polri, Tokoh Masyarakat Formal/Informal, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).

"Terjadi penurunan titik Hotspot 82% sejumlah 21.900 titik (2015) turun menjadi 3.900 titik (2018)," ujarnya.

Untuk memantau kualitas udara dengan baik, maka sejak 2015 telah dibangun Sistem Pemantauan Kualitas Udara secara Kontinyu sebanyak 26 stasiun dan terhubung dengan 44 stasiun,"Tambahnya.

Dijelaskannya, Polusi Udara sangat perlu diimbangi dengan gerakan menanam pohon, untuk menambah kapasitas reduksi polusi udara oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seluas 207.000 Hektare.

"Pada tahun 2019, Kita fokus pada 15 DAS Prioritas, 15 Danau Prioritas, 65 Dam/ Bendungan dan daerah rawan bencana," Sebutnya.

Untuk itu, Wabup H. Halim berharap kepedulian semua terhadap Lingkungan Hidup sangat diperlukan,baik Pemerintah, Dunia Usaha, Tokoh Masyarakat, Alim Ulama, Cerdik Pandai dan msyarakat secara keluruhan.

" Mari kita jaga lingkungan hidup kita, agar tetap bersih, sejuk dan sesuai dengan Thema Peringatan Hari Lingkungan Hidup adalah " Biru Langitku, Hijau Bumiku," pungkasnya.***


R24/phi/zar