Menu

Menyayat Hati, Siswa SD Negeri di Rokan Hulu Ini Belajar di Kelas Berdinding Papan dan Berlantai Tanah

Riki Ariyanto 2 Oct 2019, 13:39
Sekolah di Kecamatan Kepenuhan, Rokan Hulu butuh bantuah rehap (foto/istimewa)
Sekolah di Kecamatan Kepenuhan, Rokan Hulu butuh bantuah rehap (foto/istimewa)

RIAU24.COM -  Rabu 2 September 2019, Miris dan menyeyat hati jika melihat kondisi kelas di SD 006 Kecamatan Kepenuhan, Desa Ulak Patian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau ini. Puluhan siswa menuntut ilmu di ruang kelas berdinding papan dan berlantaikan tanah.

Jika turun hujan, air akan merembes masuk ke kelas. Membuat siswa belajar dengan lantai yang basah dan ada genangan air.

zxc1

Hal itu dibenarkan Kepala Sekolah SDN 006 Kecamatan Kepenuhan, Andimarianto. Padahal sekolah ini merupakan SD satu-satunya yang diperuntukkan bagi 350 Kepala Keluarga (KK). Sisanya telah berdiri Paud, TK dan SMP di desa.


Alhasil puluhan siswa dari total 200an murid di SD ini menuntut ilmu dengan kondisi ala kadarnya. Seperti harus ikhlas menerima diterjang banjir akibat luapan Sungai Rokan Kanan, atap yang rusak, jendela hancur, beralaskan tanah dan lebih parah lagi siswa-siswanya duduk dibawah kursi darurat.

zxc2

"Untuk kursi, siswa kami duduk dengan kursi swadaya saja. Kursinya kami yang bikin sendiri. Tidak ada bantuan pemerintah kabupaten Rohul atau dari Provinsi Riau," ujar Andimarianto ketika dihubungi melalui sambungan ponsel.

Malangnya, bagian ruang belajar yang dari papan itu dihuni oleh siswa tingkatan 1 dan 2. Sementara siswa kelas 3 dan 4 ruang kelas rusak parah dengan plafon yang hampir berjatuhan. Hanya kelas 5 dan 6 beruntung menempati ruang belajar yang cukup layak.

Tiap ruangan baik yang rusak parah dan tidak di isi sebanyak 27 sampai 35 orang siswa. "Kalau ada 40 orang biasanya kami bagi dua. Gak sanggup ngajar sebanyak itu," keluhnya.

Dia berharap pemerintah pusat dan perusahaan swasta berskala besar yang juga bermukim tak jauh dari sekolah mau mengulurkan bantuan demi meremajakan kembali sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1970an tersebut.

"Harapan kami pemprov dan perusahaan agar peduli. Mungkin karena sekolah ini berada di desa sulit dan terpencil makanya kami seperti ini," harapnya.