Menu

Makjleb, Begini Tanggapan Cerdas Din Syamsuddin Terkait Penusukan Wiranto

Satria Utama 12 Oct 2019, 17:06
Din Syamsuddin
Din Syamsuddin

RIAU24.COM -  JAKARTA – Peristiwa penusukan yang dialami Menko Polhukam Jenderal TNI (Purn) Wiranto, di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/19), mendapat perhatian luas dari masyarakat Indonesia, termasuk tokoh nasional, seperti Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof M. Din Syamsuddin.

Seperti dilansir PWMU.CO, Jumat (11/10/19) malam dia menyampaikan tujuh pernyataan sikap terkait peristiwa penusukan tersebut. Ada beberapa kritikan yang disampaikan Din kepada aparat terkait penanganan kasus ini. Berikut pernyataan sikap Din Syamsuddin secara lengkap.

 

Bismillahirrahmanirrahim

Sehubungan banyak pertanyaan wartawan tentang kasus penusukan atas Menko Polhukam Jenderal TNI (Purn) Wiranto, maka izinkan saya menyampaikan hal sebagai berikut:

Saya sedih bawa peristiwa tersebut terjadi dan berdoa semoga Bapak Wiranto sehat walafiat dan dapat kembali menunaikan tugas sehari-hari.Sebagai masyarakat cinta damai, kita patut mengecam berbagai bentuk tindak kekerasan oleh siapapun dan atas nama apapun, baik atas nama agama ataupun atas nama kepentingan politik; baik tindak kekerasan itu mengenai para pejabat negara maupun tokoh agama seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu.

Sebaiknya kejadian demi kejadian seperti itu dapat diselesaikan secara tuntas dengan menyingkap pelakunya dan kemungkinan ada aktor intelektualis di baliknya. Apa yang selalu dilakukan pihak berwajib selama ini dengan secara cepat menyimpulkan pelakunya terpapar ekstrimisme atau terkait dengan kelompok radikal (jika terjadi atas pejabat) atau orang gila (jika terjadi atas ulama/tokoh agama) tidak menyelesaikan dan tidak akan menuntaskan akar masalah.

Tentang penyimpulan bahwa pelaku tindak kekerasan adalah orang yang terpapar ekstrimisme dan radikalisme apalagi menyebut kelompok ISIS, pada hemat saya, merupakan simplifikasi masalah yang tidak akan mengakhiri masalah serta merupakan generalisasi yang berbahaya. Sebagian warga masyarakat, khususnya umat Islam, banyak yang sudah merasa bosan dengan pendekatan seperti itu dan akhirnya hilang kepercayaan dan kemudian bersikap abai

Tentang peristiwa Bapak Wiranto saya membaca di media bahwa pihak keamanan sudah sejak tiga bulan lalu memantau pelaku penusukan. Pikiran awam saya bertanya, mengapa justeru bisa kebobolan? Rakyat kecil akan merasa lebih terancam keamanannya karena pejabat tinggi, termasuk Menko urusan keamanan pun, tidak terjamin keamanannya. Suasana ini tidak positif karena menunjukkan bahwa negara sesungguhnya tidak aman, dan negara akan dianggap gagal mengemban amanat Konstitusi yakni melindungi rakyat warga negara.

Maka Kasus Pandeglang 10 Oktober 2019 itu sebaiknya diselesaikan secara jernih dengan melakukan proses penegakan hukum secara transparan, imparsial, dan berkeadilan. Jika tidak, maka masing-masing pihak akan mengemukakan versi dan interpretasinya dengan “bukti-bukti” sebagai disinformasi (“penyesatan informasi”) terhadap pihak lain. Suasana demikian akan menimbulkan sikap saling tidak percaya satu sama lain.

Akhirnya, janganlah hendaknya Kasus Pandeglang tersebut memalingkan perhatian bangsa terhadap persoalan-persoalan kebangsaan yang mendasar, yaitu menjaga persatuan hakiki, merawat kemajemukan sejati, dan membangun infrastruktur negeri jasmani serta rohani.

Semoga hati nurani membimbing bangsa. Dan kita semua senantiasa di bawah ridhaNya. (*)