Menu

Jembatan di Solok Selatan Sumbar Hancur Dihantam Banjir, Ribuan Warga Terjebak

Siswandi 14 Dec 2019, 23:46
Jembatan di Solok Selatan yang putus akibat dihantam banjir. Foto:int
Jembatan di Solok Selatan yang putus akibat dihantam banjir. Foto:int

RIAU24.COM -  Bencana alam yang kini melanda Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, belum juga tuntas. Yang terbaru, seperti dituturkan Kabag Humas Pemkab Solok Selatan, Firdaus, sebanyak 3266 jiwa dari 808 kepala keluarga di empat jorong atau dusun yakni Jorong Sungai Pangkua, Kandang Baniah, Sungai Binuang dan Batang Lolo Panduang, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), terjebak akibat akses jembatan penghubung sepanjang 60 meter di kawasan itu hancur diterjang banjir. Peristiwa itu terjadi Jumat dini hari 13 Desember 2019 kemarin.

Meski ada jalan alternatif, namun warga harus memutar arah untuk bisa keluar dari dusun mereka. Cukup jauh karena jaraknya diperkirakan sekitar 20 kilometer untuk bisa keluar dari dusun mereka. Jembatan itu merupakan akses penghubung yang sangat vital.

"Waktu banjir pertama, jembatan itu sudah ambruk. Kemarin menjadi parah lantaran kembali diterjang banjir. Jembatan itu sangat vital. Di kawasan itu juga terdapat empat sekolah masing-masing SMA, Tsanawiyah, dua sekolah dasar dan Kantor Urusan Agama," kata Firdaus di Sumbar, Sabtu 14 Desember 2019.

Dilansir viva, saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan sudah membuat surat pinjaman jembatan bayle atau darurat yang ditujukan kepada Dinas Pekerjaan Umum di Padang. Namun hingga kini belum terealisasi.

Sebelumnya BPPD Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat merilis sebanyak 750 rumah warga yang tersebar di empat kecamatan yakni Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu, Pauh Duo dan Kecamatan Sangir Batang Hari terendam banjir yang disebabkan meluapnya sungai sungai Batang Bangko, sungai Batang Suliti dan sungai Batanghari pada Jumat dini hari, 13 Desember 2019. Total 2.551 jiwa yang berasal dari 815 kepala keluarga terdampak banjir. 
Banjir terjadi akibat luapan dua sungai yang dipicu tingginya curah hujan sejak dua hari terakhir itu. Sementara 469 jiwa di antaranya terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. BPBD setempat mendirikan sejumlah tenda darurat di Taman kota Muara Labuh salah satunya.

Banjir yang juga dipicu akibat tingginya curah hujan sejak dua hari terakhir itu ternyata tidak hanya merendam permukiman warga dan merusak fasilitas umum. 

Banjir juga berdampak kepada proses ujian semester satu bagi siswa Sekolah Dasar Negeri 10 Pasar Muara Labuh. Pasalnya, naskah ujian terendam banjir sehingga sebanyak 101 siswa di sekolah itu gagal ujian. Otoritas terkait, belum bisa memastikan kapan ujian semester satu yang tinggal dua hari lagi itu bisa diselenggarakan kembali. Saat ini pihak sekolah masih fokus membersihkan sisa-sisa material banjir. ***