Menu

Ribuan Pekerja Minyak AS Tinggalkan Irak Pasca Serangan Udara yang Membunuh Soleimani

Devi 4 Jan 2020, 08:50
Ribuan Pekerja Minyak AS Tinggalkan Irak Pasca Serangan Udara yang Membunuh Soleimani
Ribuan Pekerja Minyak AS Tinggalkan Irak Pasca Serangan Udara yang Membunuh Soleimani

RIAU24.COM -  Karena ketakutan, warga Amerika Serikat yang bekerja untuk perusahaan minyak asing di kota Basra, Irak selatan, akhirnya meninggalkan negara itu pada hari Jumat, 3 Januari 2020 kata Kementerian Perminyakan Irak, setelah serangan udara AS menewaskan seorang komandan Iran di Irak.

Beberapa jam setelah pembunuhan pemimpin Pasukan Quds Iran Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, yang bersamanya, kedutaan AS di Baghdad mendesak semua warganya untuk segera meninggalkan Irak. Para pejabat Irak mengatakan evakuasi tidak akan mempengaruhi operasi minyak, produksi atau ekspor dari negara itu, produsen terbesar kedua di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan output sekitar 4,62 juta barel per hari (bpd), menurut sebuah Survei kantor berita Reuters tentang hasil OPEC.

Sumber-sumber perusahaan minyak mengatakan kepada Reuters sebelumnya pada hari Jumat bahwa puluhan pekerja asing diperkirakan akan terbang ke luar negeri. Seorang saksi mata Reuters melihat sejumlah orang asing, termasuk warga AS, mengantri untuk check-in di bandara Basra dan menggambarkan suasananya sebagai santai.

Beberapa bepergian ke Dubai dengan maskapai FlyDubai dan yang lainnya check-in di konter Qatar Airways.

Seorang juru bicara BP, yang mengoperasikan ladang minyak raksasa Rumaila di dekat Basra, menolak berkomentar. Rumaila menghasilkan sekitar 1,5 juta barel per hari pada bulan April.

Kelompok energi Italia Eni mengatakan ladang minyak Zubair, yang menghasilkan sekitar 475.000 barel per hari pada 2018, "berjalan secara teratur", dan menambahkan pihaknya sedang memantau situasi dengan cermat.

Halaman: 12Lihat Semua