Menu

Kawasan Laut Indonesia Sering Dibobol Pencuri Ikan, Pakar Kelautan Ini Usul Indonesia Perbanyak Alat Ini

Satria Utama 14 Jan 2020, 09:05
Airborne Surveillance
Airborne Surveillance

RIAU24.COM -  Pihak keamanan laut Indonesia selalu keteteran memantau puluhan kapal pencuri ikan yang memasuki wilayah perairan Indonesia. Untuk mengatasi hal ini pakar keamanan laut Mas Achmad Santosa mengusulkan agar Indonesia menambah alat pemantau udara (airborne surveillance system) demi mendeteksi pelanggaran yang terjadi di wilayah perairan terluar.

Pendiri dan CEO Indonesian Ocean Justice Initiative ini mengatakankan, saat ini pemakaian serta jumlah airborne surveillance yang dimiliki Indonesia masih terbatas. Padahal, penggunaan alat tersebut dapat memangkas biaya pengamanan perairan Indonesia.

"Airborne Surveillance masih terbatas. Kita tidak mungkin menyisir laut untuk patroli setiap saat kan karena bahan bakar mahal sekali kalau untuk menyisir setiap lautan demi menangkap pelanggar," kata Santosa dalam sebuah diskusi terkait Natuna di Jakarta pada Senin (13/1), seperti dilansir CNNIndonesia.

Santosa menuturkan penggunaan Airborne Surveillance juga dapat melengkapi kekurangan Indonesia yang hanya memiliki keterbatasan kapal pengawas dan ukurannya.

Indonesia, papar Santosa, merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia memiliki 3,25 juta kilometer lautan dan 2,55 juta kilometer zona ekonomi eksklusif (ZEE). "Ada juga keterbatasan hari operasi patroli. Ini terkait besar kecilnya anggaran yang dimiliki masing-masing lembaga penegak hukum kelautan," ucapnya.

Santosa mencatat akibat segala keterbatasan, otoritas Indonesia belum optimal dalam mendeteksi setiap pelanggaran yang terjadi di perairan yang berbatasan dengan wilayah asing.

Halaman: 12Lihat Semua