Menu

Tanda-Tanda Akhir Jaman Semakin Nyata, Wabah Belalang Gurun Menyerbu Afrika Timur, Diprediksi Akan Mencapai Daratan Asia

Devi 28 Jan 2020, 16:30
Tanda-Tanda Akhir Jaman Semakin Nyata, Wabah Belalang Gurun yang Mampu Mengonsumsi Semua Tanaman Menyerbu Afrika Timur, Bahkan Bisa Mencapai ke Daratan Asia
Tanda-Tanda Akhir Jaman Semakin Nyata, Wabah Belalang Gurun yang Mampu Mengonsumsi Semua Tanaman Menyerbu Afrika Timur, Bahkan Bisa Mencapai ke Daratan Asia

RIAU24.COM -  Di awal tahun 2020, dunia diguncang dengan banyak kejadian yang mengerikan, muali dari kebakaran hutan di Australia hingga gunung berapi Taal, banjir bandang di Indonesia dan beberapa wilayah di belahan dunia lainnya, hingga yang tengah hangat terjadi saat ini, wabah virus Corona di Wuhan. Namun itu semua tampaknya tak cukup.

Sekarang, untuk pertama kalinya dalam 70 tahun, negara-negara Afrika Timur seperti Somalia, Ethiopia dan Kenya melihat banyak belalang gurun yang menghancurkan tanaman lokal seperti jagung, sorgum, dan kacang tunggak.

“Wabah” belalang ini, menurut The Guardian dan ABC News, disebabkan oleh perubahan iklim yang mempengaruhi kondisi pengembangbiakan, menyebabkan jumlah serangga tumbuh 500 kali sebelum cuaca yang lebih kering di bulan Juni menghambat penyebarannya.

Jens Laerke dari kantor kemanusiaan PBB mengatakan bahwa segerombolan kecil belalang saja dapat mengkonsumsi makanan yang cukup untuk 35.000 orang dalam satu hari. Sekitar 70.000 hektar lahan di Kenya telah dihinggapi dan petani takut membiarkan ternak mereka merumput. Bahkan sapi bertanya-tanya apa yang terjadi ketika mereka dikerumuni serangga.

"Lebih dari 20 kawanan belalang telah kami semprotkan. Kami masih memiliki lebih banyak. Dan banyak lagi yang akan datang,” kata seorang spesialis pengendalian hama migrasi dengan Kementerian Pertanian, Kipkoech Tale.

"Penduduk setempat benar-benar takut karena mereka dapat mengkonsumsi semuanya," kata wakil direktur pertanian, Francis Kitoo. "Aku belum pernah melihat belalang dengan jumlah sebesar ini."

Guleid Artan, dari kelompok pakar regional Pusat Prediksi dan Aplikasi Iklim (ICPAC), mengatakan pada konferensi pers di ibukota Kenya, "Ini bisa mengarah pada masalah kelangkaan pangan utama."

Wilayah Afrika Timur baru saja pulih dari kekeringan dan banjir berbahaya di Madagaskar pada 26 Januari.

Dilansir dari Al-Jazeera, warga Kenya terlihat menembak di udara, memukul-mukul kaleng, melambaikan tongkat dengan putus asa untuk mengusir belalang saat kawanan tersebut terlihat terbang di langit.

Belalang dapat menempuh hingga 150 km dalam satu hari dengan bermigrasi dengan angin. Mereka sekarang menuju ke Uganda dan Sudan Selatan yang rapuh, di mana hampir separuh negara itu menghadapi kelaparan. Uganda belum memiliki wabah seperti itu sejak 1960-an dan sudah dalam keadaan siaga.

Jika belalang tidak dikendalikan pada awal penanaman dan musim hujan berikutnya, biasanya sekitar bulan Maret, petani dapat melihat tanaman mereka hancur total.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan belalang padang pasir dapat menyebar ke Timur Tengah dan Asia Selatan. Meskipun mereka biasanya hanya mengonsumsi serangga sebagai protein, jumlahnya terlalu besar.

Penduduk setempat mendorong PBB untuk mencari bantuan internasional dari negara-negara tetangga. Kenya membutuhkan lebih banyak peralatan penyemprot untuk menambah empat pesawat yang sekarang terbang, dan Ethiopia juga memiliki empat.

Sejumlah gerombolan belalang gurun juga telah berkembang biak di India, Iran dan Pakistan sejak pertengahan 2019 dan pengembangbiakan belalang di Mesir, Eritrea, Arab Saudi, Sudan dan Yaman diperkirakan akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang.

 

 

 

 

R24/DEV