Menu

Tak Hanya Soal Agama Musuh Pancasila, Berikut Kontroversi yang Pernah Muncul dari Kepala BPIP Yudian Wahyudi

Siswandi 23 Feb 2020, 23:03
Yudian Wahyudi
Yudian Wahyudi

RIAU24.COM -  Mungkin masih jarang orang yang tahu, sebelum namanya mencuat dan jadi 'sasaran tembak' kritikan, ternyata sejumlah kontroversi telah dibuat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi. Seperti diketahui, sosok Yudian akhirnya marak disorot setelah menyebut agama sebagai musuh terbesar Pancasila. 

Namun seperti dilansir sindonews, Minggu 23 Februari 2020, sebelum pernyataannya itu membuat geger banyak pihak, ternyata jauh sebelumnya, pria ini sudah mengeluarkan kebijakan dan kenyataan yang kerap mengundang kontroversi dan menjadi perbincangan masyarakat. 

Salah satunya, Yudian sempat membuat kebijakan melarang penggunaan cadar bagi mahasiswi di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Dia mengeluarkan surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 perihal pembinaan mahasiswi bercadar tertanggal 20 Februari 2018.

Menurut Yudian, hadirnya UIN sebagai kampus yang Islam moderat, berkeadilan, atau Islam Nusantara menitikberatkan kepada cinta Tanah Air. Menurutnya, kehadiran mahasiswa bercadar yang mempresentasikan HTI adalah bentuk penghianatan.

“Apa yang mereka lakukan hari ini bisa dikatakan tersesat sebagai ideologi politik. Jika betul meminta kilafah ini kudeta, pemberontakan,” lontarnya kepada salah satu media nasional, belum lama ini. 

Pernyataan kontroversi kedua adalah agama musuh terbesar Pancasila. "Musuh Pancasila paling besar itu apa sih? Jujur, musuh terbesar Pancasila itu adalah agama," kata Yudian dalam sesi wawancara itu, Rabu (12/2/2020).

Yudian menegaskan, yang dimaksud agama menjadi musuh Pancasila jika salah mengelola. Dia mencoba menjelaskan dengan menggunakan hukum kebendaan bahwa jika bangsa dan negara ini tidak bisa mengelola apapun itu maka bisa terjadi laknat agama dan itu merupakan hukum Allah.

"Itu yang sedang saya ingatkan, sebaiknya bangsa ini kembali ke konsensus ini maksud saya awalnya begini. Sebab jika tidak kita kelola dengan baik ini akan menjadi laknat, itu maksudnya agama jadi musuh kalau ada orang-orang bergama menggunakan agama secara sepihak secara ekstrim," ucapnya.

"Ini menjadi musuh ini yang dimaksudkan. Jadi tujuan saya ke sana sebenernya, dipotong oleh Detik (nama media daring) dengan judul itu," tambahnya.

Kontroversi ketiga yang dilontarkan Yudian adalah dengan salam Pancasila. Salam Pancasila dengan tangan hormat tegak menyamping. Seperti diketahui, yang terakhir ini juga langsung mengundang kecaman dari berbagai pihak. Tidak sedikit yang menyebut pernyataan Yudian itu sudah keterlaluan, yang berbuntut kepada lahirnya tuntutan pembubaran untuk BPIP yang dipimpinnya saat ini. ***