Menu

Tragedi 10 Tahun Lalu: Gara-gara Pilot Tidur, Pesawat Jatuh Tewaskan Ratusan Penumpang

Alwira 22 May 2020, 14:05
Usai kecelakaan (int)
Usai kecelakaan (int)

RIAU24.COM -  Peristiwa kecelakaan pesawat Air India Express di India terjadi 10 tahun lalu. Tragedi ini membuka mata dunia tentang kesalahan fatal yang dilakukan seorang  pilot hingga menewaskan ratusan nyawa penumpangnya.   

22 Mei 2010 hari itu pesawat (VT-AXV) dalam penerbangan internasional  dari Dubai UEA, ke Mangalore India, tiba tepat pukul 6 pagi waktu setempat.

Kemudian pesawat mendarat di landasan pacu 2.450 m bandara Mangalore, dilaporkan mendarat di luar zona touchdown normal. 

Setelah mendarat pesawat gagal mengerem, tidak dapat berhenti di landasan pacu. Pesawat terus tergelincir hingga menabrak dinding batas bandara dan meluncur ke lembah. Pesawat jatuh, kemudian terbakar sesaat setelah terdengar ledakan. 

Dari sumber ATC mengatakan tidak ada indikasi maupun sinyal bahwa ada tanda-tanda kegagalan pada pesawat. Ada enam anggota awak dan 160 penumpang di dalamnya, termasuk empat bayi. 

Laporan awal menunjukkan bahwa ada delapan yang selamat. Kedua pilot tewas dalam kecelakaan itu. Pada saat tabrakan, jarak pandang 6 km, dengan angin yang tenang. Sistem pendaratan instrumen di landasan pacu itu juga beroperasi secara normal, dikutip Rmol.id dari Airsafe. 

Hujan mengguyur dan mengurangi jarak pandang ketika tim penyelamat berusaha membersihkan lokasi kejadian. "Kemudian pesawat menabrak sejumlah pohon di samping dan kemudian kabin dipenuhi asap. Saya terperangkap oleh sejumlah kabel tetapi berhasil melepaskan diri," kata Umer Farooq, korban yang selamat dalam tragedi itu.

Disebutkan bahwa pesawat pecah menjadi beberapa bagian. Sekitar 25 ambulans dan lebih dari 20 pemadam kebakaran dikirim ke lokasi kejadian selama satu jam. 

Dalam penyelidikan mengatakan, dalam perjalanan hampir tiga jam penerbangan, sang pilot bernama Zlatko Glusica asal Serbia, mengantuk bahkan sempat tertidur dan kehilangan konsentrasi. 

Juga dalam laporan investigasi tersebut terungkap bahwa sang pilot bereaksi lambat saat mendarat. Dia juga tidak mengikuti beberapa prosedur operasional standar dalam proses pendaratan pesawat.