Menu

Penjarakan Dua Mahasiswa, Rezim Iran Dituduh Sengaja Tularkan Virus Corona Sebagai Ganti Hukuman Mati

Satria Utama 15 Jun 2020, 09:54
Mahasiswa Iran yang ditangkap dan terkena Covid-19 di dalam penjara Ali Younesi/Net
Mahasiswa Iran yang ditangkap dan terkena Covid-19 di dalam penjara Ali Younesi/Net

RIAU24.COM -  Ali Younesi, mahasiswa elit Universitas Teknologi Sharif, bersama kawan sekelasnya Amir Hossain Moradi, ditangkap 2 bulan lalu atas tuduhan melakukan makar. Keduanya, telah ditahan di penjara Evin, di Teheran.

Yang menyedihkan, Ali Younesi saat ini dinyatakan tertular Covid-19. Ali Younesi diberi kesempatan untuk memberi tahu keluarganya melalui telepon pada Rabu (10/6) lalu bahwa dia mengidap virus corona dan dalam kondisi fisik yang buruk. Saudaranya, Reza Younesi, memberikan kabar menyedihkan itu lewat tweetnya pada Kamis (11/6) lalu.

Penangkapan Ali dan Amir sempat menimbulkan perdebatan di kalangan publik karena dinilai tidak sesuai tata aturan hukum. Ali (20 tahun) ditangkap di rumah kedua orangtuanya pada 10 April oleh aparat keamanan tanpa surat perintah penangkapan. Ali juga diserang secara fisik saat proses penangkapan padahal saat itu ia dalam keadaan tidak melawan.

Ali adalah mahasiswa berprestasi ia pernah menyabet medali emas di Olimpiade Astronomi Internasional pada 2018 di China. Sementara, Amirhossein meraih medali perak di Olimpiade Astronomi Nasional Iran pada 2017.

Dalam tweetnya, Reza mengatakan, setelah 59 hari meringkuk di sel isolasi, Ali dipindahkan ke sel tempat dia dan tujuh orang lainnya ditahan. Sementara belum ada kabar soal Amirhossein.  Orang tua Amirhossein mengunjungi Penjara Evin pada Kamis untuk menemui putra mereka, tetapi otoritas penjara tidak mengijinkan.

Presiden Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), Maryam Rajavi, menilai penangkapan dan penahanan ini sebagai kejahatan mencolok terhadap kemanusiaan oleh rezim mullah.

“Saya mendesak Sekretaris Jenderal PBB dan PBB Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia untuk segera melakukan intervensi untuk menyelamatkan nyawa Ali Younesi dan Amir Hossein Moradi, dan memastikan pembebasan mereka,” katanya, Sabtu (13/6) lalu, dalam situs resmi NCR-Iran yang dilansir RMOL.

Rajavi juga menuding rezim sengaja membiarkan dua mahasiswa itu mendekam bersama tahanan lain dalam serangan Covid-19 dan membiarkannya tanpa upaya karantina dan pengobatan.

“Tampaknya rezim ulama sengaja melakukan ini, di bawah tekanan internasional untuk pembebasan Amir Hossein Moradi dan Ali Younesi. Para mullah mengambil keuntungan dari pandemik ini, menggantikan hukuman gantung terhadap tahanan dengan infeksi virus yang mematikan. Bukankah sebenarnya mereka bisa segera mengisolasi atau karantina, dan upaya tindakan pencegahan lain?”

Bulan lalu, Juru Bicara Kehakiman Iran, Gholamhossein Esmaili, secara tidak langsung menuduh dua mahasiswa tersebut bekerja dengan kelompok oposisi Mojahedin-e Khalq (MEK) dan merencanakan serangan di dalam negeri Iran.

“Dua mahasiswa itu telah berafiliasi dengan kelompok-kelompok antirevolusioner, terutama dengan MEK, dan berusaha melakukan operasi sabotase di negara ini,” kata Esmaili dalam konferensi persnya sebulan setelah penangkapan.***