Menu

Tak Disangka, Hutama Karya Sebut Tol Trans Sumatera tak Layak Secara Finansial

Siswandi 12 Jul 2020, 23:11
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Pernyataan mengejutkan datang dari Direktur Keuangan PT Hutama Karya (Persero) Hilda Savitri. Ia mengakui, ada sejumlah kendala utama dalam proses pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Namun yang menjadi kendala terbesar, proyek itu disebutnya tidak layak secara finansial.

"Kendala terbesar dari proyek JTTS ini yang menjadi background kenapa Hutama Karya ditugaskan adalah karena proyek ini tidak layak secara finansial," ungkapnya, dalam diskusi virtual, Sabtu (11/7/2020).

Kondisi ini terjadi karena traffic yang ada di Jalan Tol Trans Sumatera ini berada jauh di bawah minimum traffic komersial. Menurutnya, jalan tol baru layak secara komersial jika volume trafficnya sekitar 25 ribu kendaraan per hari. Sementara yang ada saat ini semua di bawah 15 ribu bahkan sampai di bawah 10 ribu per hari.

Selain itu, kendala lainnya adalah terkait pembebasan lahan yang masih terjadi di lapangan. Namun sejauh ini ini, kendala itu sebagian besar dapat diatasi dengan koordinasi dengan berbagai pihak.

"Buktinya kami dalam 5 tahun bisa membangun 500 km tol, berarti itu dukungan dari semua pihak yang sangat mendukung proyek ini," ujarnya, dilansir tempo, Minggu 12 Juli 2020.

Kemudian, pembangunan jalan tol itu juga memiliki kendala pendanaan, karena dari total yang dibutuhkan Rp386 triliun, saat ini hanya Rp90 triliun yang tersedia. Artinya, masih ada sekitar Rp 296 triliun yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 2.769 km ini.

"Lalu juga kemampuan internal perusahaan, (DER) rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio sudah cukup tinggi sebesar 2,8 kali walaupun sebagian besar telah dijamin pemerintah," ungkapny alagi.

Pihak Hutama Karya sendiri menargetkan Jalan Tol Trans Sumatera mencapai 500 kilometer pada akhir 2020. Dia mengatakan saat ini perseroan sudah mengoperasikan 364 km dari 5 ruas tol dan sebentar lagi dalam tahap inspeksi final sebesar 131 km, yaitu ruas Pekanbaru-Dumai. Sedangkan total 771 km sedang dalam proses konstruksi. ***