Menu

Tawarkan Purnomo Posisi Agar Anaknya Mulus Jadi Walikota, Jokowi Dinilai Lupa Diri dan Tak Jaga Marwah Presiden

Satria Utama 19 Jul 2020, 06:19
Jokowi dan Gibran
Jokowi dan Gibran

RIAU24.COM -  Pengakuan Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo, yang sempat ditawari jabatan oleh Presiden Joko Widodo sebagai kompensasi majunya sang anak, Gibran Rakabuming Raka, di Pilwako Solo semakin membuka sisi gelap kepribadian Jokowi.

Tindakan memanfaatkan kekuasaan untuk menawarkan jabatan sebagai kompensasi penyuksesan ambisi politik putranya, sangat jelas sebagai sebuah pelanggaran etika yang serius. 

"Tawaran itu mengandung makna bahwa presiden berusaha memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya untuk memperlancar kepentingan pribadi anak dan keluarganya. Dilihat dari berbagai sudut pandang, cara-cara berpolitik yang kasar dan vulgar ini tentu tidak produktif untuk pembangunan demokrasi Indonesia ke depan," terang pengamat politik, Ahmad Khoirul Umam seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/7). 

Cara-cara seperti itu, lanjut Umam, cenderung mengarah kepada penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) berbasis nepotisme atau kepentingan sanak-famili mereka yang sedang berkuasa. 

“Melakukan deal-deal politik praktis di istana untuk kepentingan anaknya, dalam kapasitasnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, jelas itu tidak patut dilakukan seorang presiden,” tegas akademisi Universitas Paramadina ini.

Menurut Umam, terlalu lama di kekuasaan memang cenderung membuat orang lupa dengan hak dan tanggung jawabnya. 

“Presiden Jokowi yang merasa tidak punya beban lagi di periode kedua ini sepertinya sudah lupa dengan etika politik dan kewajibannya menjaga marwah istana negara,” tandasnya.

Sebelumnya, bakal Calon Walikota Solo, Achmad Purnomo, mengaku diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara pada Kamis (16/7). Ia mengaku ditawari jabatan oleh Jokowi asalkan rela mundur dari persaingan dengan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka untuk tidak maju sebagai Calon Walikota Solo dari PDIP.***