Menu

Kata Pengamat, ini Hal yang Membuat Kenapa Komunitas Moge Bersikap Arogan

M. Iqbal 31 Oct 2020, 19:37
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Belakangan ini, kekerasan yang melibatkan komunitas motor Harley-Davidson terhadap 2 anggota TNI di Bukittinggi, Sumatera Barat menjadi perhatian publik.

Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menyebut jika ada beberapa faktor yang membuat tindakan arogansi muncul dalam kegiatan komunitas motor.

"Arogansi pengguna sepeda motor di jalan muncul dari berbagai macam faktor, beberapa poin yang kerap kali mencuat akhir-akhir ini adalah yang berkaitan dengan jenis motor, branding kelompok, dan pola berkendara secara konvoi," ujar Yannes dilansir dari Detik.com, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Terkair dengan kasus pengeroyokan, Yannes melihat faktor yang dipengaruhi oleh jenis motornya. Seperti diketahui Harley-Davidson harganya tak murah, yang artinya pemiliknya adalah orang-orang dengan harta berlebih. Bisa dikatakan pula orang yang mampu memiliki motor ini juga bukan orang sembarangan dan biasanya memiliki posisi kuat di bidangnya masing-masing.

"Semua juga tahu bahwa Harley-Davidson bukanlah sepeda motor sembarangan. Ia mulai dari harga 300 jutaan hingga bisa lebih dari satu setengah milyar rupiah. Artinya, sangat sedikit orang yang mampu membelinya. Mereka yang mampu memilikinya adalah segelintir orang yang rata-rata berpendidikan tinggi, memiliki jabatan tinggi dan posisi tinggi di masing-masing organisasi, bidangnya, dan masyarakat, serta memiliki keuangan yang sukses. Semua juga tahu bahwa sangat sedikit orang yang mampu untuk membeli sepeda motor mahal ini," jelas Yannes.

Harga yang tinggi ini secara tidak langsung menimbulkan gap sosial ekonomi di jalanan. Dari sana muncul perasaan ekslusifitas dan merasa superior dibanding lainnya. Ditambah lagi apa pemilik Harley-Davidson tergabung dalam komunitas tertentu.

Halaman: 12Lihat Semua