Menu

Gunakan Rudal Iran, Houthi Bombardir Fasilitas Minyak Arab Saudi

Riko 27 Nov 2020, 11:31
Foto (internet)
Foto (internet)

RIAU24.COM -  Pemberontak Yaman, Houthi, mengklaim berhasil menghantam stasiun distribusi minyak Aramco di kota pesisir Arab Saudi, Jeddah, menggunakan rudal buatan Iran. Pernyataan itu dikeluarkan saat Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan apakah akan menyebut Houthi sebagai kelompok "teroris."

"Pasukan artileri menyerang pusat distribusi Aramco menggunakan rudal Quds 2, yang telah berhasil dikerahkan dalam operasi yang belum diumumkan jauh di dalam wilayah Saudi," kata Yahya Saree, juru bicara kelompok yang berpihak pada Iran itu, di Twitter seperti dilansir Sindonews dari Al Araby, Selasa 24 November 2020.

Dia menggambarkan serangan itu tepat sasaran, membuat ambulans dan mobil pemadam kebakaran untuk bergegas ke lokasi tersebut.

Juru bicara itu menambahkan gambar satelit berlabel "pabrik curah Jeddah Utara - Saudi Aramco" dalam postingannya.

Sementara sebagian besar fasilitas produksi dan ekspor Aramco ditemukan di negara bagian timur, lebih dari 1.000 km dari Jeddah, pencarian Google Maps mengungkapkan fasilitas yang cocok dengan yang dijelaskan postingan Saree yang terletak di pinggiran utara Jeddah.

"Kami mengulangi peringatan kami kepada warga (Saudi) dan perusahaan asing yang bekerja di Arab Saudi: Operasi kami sedang berlangsung dan Anda harus menghindari instalasi vital, yang merupakan salah satu target yang kami maksudkan," tambah juru bicara Houthi itu.

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan asap mengepul dari apa yang diklaim sebagai lokasi dugaan penyerangan. Al Araby tidak dapat memverifikasi kebenaran video tersebut.

Otoritas Arab Saudi belum mengomentari klaim tersebut dan raksasa minyak negara Aramco tidak bersedia memberikan komentar.

Kelompok pemberontak Yaman telah berulang kali menembakkan drone dan rudal yang menargetkan instalasi minyak, bandara, serta kota-kota di daratan Arab Saudi selama perang lima tahun melawan koalisi pimpinan monarki di Teluk Arab itu.

Serangan lintas batas oleh Houthi sedang meningkat sejak gencatan senjata akhir Mei, yang dipicu oleh pandemi virus Corona, berakhir.