Menu

Kisah Para Driver Grab di Musim Pandemi, Harus Bekerja Lebih Keras Untuk Bisa Menghasilkan Uang

Devi 8 Jan 2021, 10:00
Foto : Mstar
Foto : Mstar

RIAU24.COM -   Serangan pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun lalu telah meninggalkan dampak yang sangat besar bagi masyarakat di seluruh dunia. Terutama, banyak orang yang dilaporkan kehilangan pekerjaan karena sebagian besar perusahaan tempat mereka bergantung sekarang gulung tikar.

Dalam kondisi kebingungan seperti apa peluang kerja yang bisa dibuat agar bernafas kembali seperti biasa, layanan e-hailing dan gig economy dinilai mampu memberikan penghasilan yang menggiurkan jika Anda mampu dengan bijak memanfaatkan peluang tersebut. Di antara pekerjaan tersebut tentu saja layanan pesan-antar makanan GrabFood.

Tak heran bila beberapa mitra pengiriman (GrabFood Delivery Rider) di Malaysia mampu menghasilkan pendapatan bersih lebih dari RM7.000 ( Rp 24 juta) dalam sebulan.

Semua itu tentunya bukan tidak mungkin jika berbekal tekad yang kuat.

Muhammad Fakhrullah Harizz Masnawi, 26, cukup mengapresiasi pekerjaan yang dia lakukan sekarang. Semula ia menjadi rekanan pelayaran sebagai pendapatan sampingan saat bekerja sebagai desainer CAD di sebuah perusahaan migas.

“Setelah kontrak karya saya tidak diperpanjang saat penguncian dilaksanakan, saya memutuskan untuk tetap bekerja sebagai mitra pengiriman Grab secara full time agar saya tetap bisa menghasilkan pendapatan selama masa sulit ini,” ujarnya.

Menurut Fakhrullah, kepuasan dalam menjalankan tugasnya sebagai mitra pengiriman GrabFood terbayar ketika melihat 'slip gaji' setiap bulannya bisa mencapai angka yang menggiurkan.

"Pendapatan bulanan rata-rata saya bisa mencapai antara RM3.000 hingga RM4.000. Faktanya, pendapatan tertinggi yang pernah saya peroleh adalah RM6.000 hingga RM7.000 sebelum penguncian diterapkan pada Maret tahun lalu. Saya tahu banyak yang terkena imbas pandemi Covid-19, jadi saya ingin menyambut semua orang untuk mencoba menjadi pengantar makanan Grab sebagai salah satu cara untuk menghasilkan pendapatan. Bagi yang baru memulai, hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah kita harus selalu mengutamakan keselamatan diri dalam menjalankan tugas, itu yang terpenting,” tandasnya.

Menuturkan lebih jauh tantangan yang ia hadapi selama menjadi partner delivery, Fakhrullah mengaku sempat menghadapi kejadian yang mengkhawatirkan, namun ia sangat bersyukur atas bantuan sesama pengendara yang diberikan kepadanya.

“Ikatan di antara kami kuat padahal kami tidak terlalu mengenal satu sama lain. Dulu saat melakukan pengiriman, rantai motor saya tiba-tiba putus, untungnya ada pengendara yang mau membantu. Jika ada pengendara yang terlibat kecelakaan, kami akan segera membantu begitu mendapatkan informasi yang disebarluaskan melalui WhatsApp Group. Sadar atau tidak, ketika seorang driver memiliki masalah, kami harus berusaha membantu sebanyak yang kami bisa," katanya.

Selain itu, Fakhrullah juga menambahkan bahwa dirinya pernah diuji untuk mengirim makanan ke tempat yang sepi, tanpa lampu jalan, namun untungnya tidak ada hal buruk yang terjadi selama perjalanan.

“Dari sekian banyak tantangan yang paling mengkhawatirkan saya adalah mengalami kecelakaan, tapi Alhamdulillah saya tidak pernah mengalami musibah,” ujarnya.

Selama periode pandemi ini, Fakhrullah dan pengendara lain juga mengikuti prosedur operasi standar (SOP) yang cukup ketat yang tidak berkomunikasi langsung dengan pelanggan.

“Kali ini Covid, saya dan pebalap lain melakukan praktik pengiriman contactless sesuai rekomendasi SOP yang ketat,” ucapnya, mengaku senang dengan gelar Abang Grab yang diberikan pelanggan kepadanya.

Jika Fakhrullah suka dipanggil 'Abang Grab', kisah pria 53 tahun yang pernah menduduki jabatan tinggi di sebuah perusahaan korporat namun akhirnya merasa puas setelah mengundurkan diri menjadi pengemudi Grab ini berbeda. Lain lagi kisah Eric.

Eric bersedia mengundurkan diri dari pekerjaan bergaji tinggi untuk melakukan pekerjaan yang tidak terlalu membuat stres.

Eric Siao Kok Wah, memutuskan untuk mengundurkan diri secara drastis sebagai kepala departemen di sebuah perusahaan besar untuk mendapatkan keseimbangan dalam hidupnya. Eric yang berasal dari Ipoh, Perak rela mengundurkan diri dari posisi yang telah dipegangnya selama bertahun-tahun untuk mencoba pekerjaan baru dengan tingkat stres yang lebih rendah.

“Sebelum saya bekerja di Grab, saya dulu bekerja sebagai kepala departemen di sebuah perusahaan korporat. Namun seperti yang kita ketahui, bekerja di sektor korporat sangat menegangkan, jadi saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan saya. Sejak saya bergabung dengan Grab, saya telah berhasil mengurangi stres dan memiliki waktu yang seimbang untuk keluarga dan diri Anda sendiri. Dengan Grab, kami menjadi bos bagi diri kami sendiri, meskipun penghasilannya tidak sebanyak ketika saya bekerja di perusahaan lama tetapi saya dapat mengatur waktu kerja saya sendiri. Anak perempuan saya bahagia sekarang ketika dia melihat saya bahagia. Dia sangat mendukung pekerjaan yang saya lakukan sekarang," katanya.

Menurut Eric, saat ini sebagian besar pelanggan yang telah menggunakan jasanya disebut juga mitra pengemudi karena telah kehilangan pekerjaan.

“Dulu ada penumpang yang naik dengan saya dari pilot dan engineer. Mereka juga pakai Grab sekarang karena banyak perusahaan yang saya dengar harus memberhentikan pekerjanya. Melalui Grab, Anda bisa mencari nafkah untuk mengatasi pandemi ini. Faktanya, Grab adalah platform terbaik menurut saya pribadi.

“Saya sangat senang dengan Grab (telah memberikan kesempatan kerja), terima kasih Grab,” ucapnya yang mampu meraup penghasilan rata-rata RM400 sehari.