Menu

Riset Terbaru Ungkap Hilangnya Indera Penciuman Adalah Indikator Terinfeksi COVID-19

Devi 25 Jan 2021, 09:56
Foto : Indiatimes
Foto : Indiatimes

RIAU24.COM -  Di antara beberapa gejala yang terkait dengan COVID-19, para ilmuwan mengatakan bahwa hilangnya penciuman mungkin merupakan indikator terbaik dari penyakit tersebut. Hal yang sama telah dikonfirmasi melalui dua penelitian baru yang mengisyaratkan hal yang sama.

Temuan kedua studi internasional tersebut kini telah dipublikasikan di jurnal Chemical Senses. Studi tersebut melibatkan kuesioner yang dirancang oleh para peneliti yang ditanggapi oleh 4.500 pasien COVID-19 dari total 23 kebangsaan.

Dari temuan tersebut, studi menyimpulkan bahwa pasien COVID-19 seringkali mengalami kehilangan penciuman yang seringkali berlangsung dalam waktu yang lama. Kehilangan indera penciuman rata-rata ditemukan 79,7 pada skala 0-100, mengisyaratkan hilangnya sensorik besar hingga total.

“Ini menekankan betapa pentingnya mewaspadai gejala ini, karena mungkin ini satu-satunya gejala penyakit ini,” kata Alexander Wieck Fjaeldstad dari Aarhus University di Denmark.

Menariknya, para peneliti juga menemukan bahwa indera penciuman seringkali kembali lebih lambat dari biasanya pada pasien COVID-19. Hanya sekitar setengah dari pasien dengan kehilangan penciuman bisa pulih kembali setelah empat puluh hari.

“Ini berbeda dengan gambaran yang kami lihat pada infeksi virus lain dan menyebabkan ketidaknyamanan jangka panjang bagi pasien, baik terkait makanan dan kontak sosial, sekaligus membuat mereka khawatir,” kata Fjaeldstad.

Tepat setelah hilangnya penciuman, hilangnya rasa menempati urutan kedua dalam daftar. Para peneliti menemukan bahwa indera perasa dikurangi menjadi 69 dalam skala 0-100. Indera perasa yang tersisa di mulut juga berkurang menjadi 37,3 pada skala yang sama.

"Sementara hilangnya indra penciuman itu sendiri menghilangkan kemampuan untuk merasakan aroma makanan, hilangnya indra lain secara bersamaan membuat sulit untuk mencatat apa yang Anda makan. Oleh karena itu, memasukkan makanan ke dalam mulut dapat menjadi pengalaman yang jelas tidak menyenangkan," Fjaeldstad menambahkan.

Studi menunjukkan bahwa hilangnya organ sensorik spesifik ini mungkin menjadi peringatan terbesar COVID-19 pada pasien. "Ini menunjukkan bahwa hilangnya penciuman khusus untuk COVID-19, yang keduanya relevan dalam kaitannya dengan mengenali infeksi, dan karena itu menunjukkan bahwa indra penciuman terkait erat dengan bagaimana SARS-CoV-2 menginfeksi tubuh," Kata Fjaeldstad.