Menu

Militer Myanmar Buru Selebriti dan Pesohor Yang Diduga Hasut Warga Untuk Demo

Satria Utama 18 Feb 2021, 16:33
Militet Myanmar hadapi para pendemo
Militet Myanmar hadapi para pendemo

RIAU24.COM -  JAKARTA - Junta militer Myanmar berusaha keras menghentikan aksi demonstrasi yang terus dilakukan rakyat Myanmar. Sejumlah tokoh yang dianggap berperan menyulut semangat rakyat Myanmar berunjuk rasa terus diburu.

Hingga hari ini, pihak militet telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap enam pesohor yang dituduh menghasut publik. Sementara hampir 500 orang peserta aksi antikudeta telah ditangkap pihak militer.

Pada Rabu malam (17/2), para pekerja kereta api di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, menghentikan semua kereta yang beroperasi sebagai bagian dari gerakan pembangkangan sipil.

Aksi tersebut direspons aparat dengan melepaskan tembakan. Saksi mata menyebutkan bahwa setidaknya ada satu orang terluka dalam insiden itu.

Pada hari yang sama, ratusan ribu orang turun ke jalan di seluruh negara Asia Tenggara dalam rangka menentang kudeta 1 Februari dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Meski aksi-aksi ini berjalan dengan tertib, tetapi gerakan pembangkangan sipil para demonstran memiliki efek yang melumpuhkan banyak bisnis resmi.

Militer mengumumkan pada Rabu malam bahwa enam selebriti lokal, termasuk sutradara film, aktor dan penyanyi, dicari berdasarkan undang-undang anti-penghasutan karena mendorong pegawai negeri untuk bergabung dalam protes.

Tuduhan itu bisa membawa hukuman penjara dua tahun. Beberapa dari mereka yang ada dalam daftar itu memberontak.

"Sungguh menakjubkan melihat persatuan rakyat kami. Kekuatan rakyat harus kembali kepada rakyat," tulis aktor Lu Min di halaman Facebook-nya.

Meskipun junta militer meminta pegawai negeri untuk kembali bekerja dan ancaman hukuman jika tidak berhenti unjuk rasa, tidak ada tanda-tanda pemogokan mereda. 

Jumlah orang yang diketahui telah ditahan sejak kudeta menghentikan transisi tentatif menuju demokrasi telah mencapai 495 pada Rabu, kata Asosiasi Bantuan Tahanan Politik Myanmar dalam sebuah pernyataan. Asosiasi itu mengatakan 460 orang masih ditahan. 

Tentara mengambil alih kekuasaan setelah komisi pemilihan menolak tuduhan kecurangan dalam pemilihan 8 November yang dimenangi oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi, memicu kemarahan dari negara-negara Barat serta protes lokal.

Peraih Nobel Perdamaian Suu Kyi, yang ditahan sejak kudeta, sekarang menghadapi tuduhan melanggar Undang-Undang Penanggulangan Bencana Alam serta tuduhan secara ilegal mengimpor enam radio walkie talkie. Kehadirannya di pengadilan telah ditetapkan pada 1 Maret.***