Menu

Sudah 5 Tewas, Puluhan Pengungsi Rohingya Yang Terapung di Laut Andaman di Ambang Kematian Jika Tidak Ditolong

Satria Utama 26 Feb 2021, 06:17
Pengungsi Rohingya bermigrasi dengan menggunakan kapal
Pengungsi Rohingya bermigrasi dengan menggunakan kapal

RIAU24.COM -  Sembilan puluh pengungsi Rohingya, termasuk 65 wanita, meninggalkan Bangladesh dengan perahu pada 11 Februari 2021. Mereka akan bermigrasi ke Malaysia atau negara ketiga lainnya yang sesuai melalui rute laut yang berbahaya.

Tetapi nahas, perahu para pengungsi Rohingya itu terapung-apung setelah mesinnya mati saat melintasi Laut Andaman. Dikabarkan, sejauh ini lebih dari lima pengungsi telah kehilangan nyawa mereka di atas perahu itu, sementara kondisi sebagian besar pengungsi lainnya kritis karena kelaparan dan dehidrasi.

Pemerintah Bangladesh meminta negara-negara di sekitar Laut Andaman menyelamatkan pengungsi Rohingya yang terapung selama beberapa pekan.

"Negara-negara lain, terutama yang, di perairan teritorialnya ditemukan kapal, memikul tanggung jawab utama dan mereka harus memenuhi kewajiban mereka sesuai hukum internasional dan prinsip pembagian beban," ungkap pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Bangladesh.

Badan Pengungsi PBB dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu kemarin, juga mendesak negara-negara di sekitar Laut Andaman untuk menyelamatkan para pengungsi Rohingya yang terdampar.

Laut Andaman terletak di tenggara Teluk Bengal, selatan Myanmar, barat Thailand, dan timur Andaman India, serta Kepulauan Nicobar.

“Kami telah memberi tahu otoritas maritim negara-negara terkait tentang laporan ini dan meminta bantuan cepat mereka, jika perahu itu ditemukan di wilayah tanggung jawab mereka untuk pencarian dan penyelamatan. Tindakan segera diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah tragedi lebih lanjut,” ungkap Indrika Ratwatte, direktur Biro Regional UNHCR untuk Asia dan Pasifik.

Seorang pejabat senior Penjaga Pantai India mengatakan bahwa kapal tersebut telah dilacak dan dilaporkan aman. Hanya saja, mereka belum mengetahui kondisi penumpang di atas kapal.

Rohingya adalah minoritas Muslim yang telah menderita penganiayaan di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha. Mereka banyak yang melarikan diri dengan perahu reyot, menghadapi perjalanan yang seringkali berbahaya dengan harapan mencapai Malaysia dan Indonesia.***