Menu

APR Dukung Upaya Pelestarian Tenun Siak

Riki Ariyanto 23 Jun 2021, 17:07
Yati lihai dalam menenun. Keterampilan ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang (foto/ist)
Yati lihai dalam menenun. Keterampilan ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang (foto/ist)

Sejak 2011, Yati berusaha membangun bisnis tenun Siak ini. Butuh waktu tiga tahun baginya belajar untuk manajemen waktu, mendekati dan mengajarkan pengrajin tenun agar bisa menghasilkan karya tenun yang bagus. Hingga saat ini, ia telah memiliki 17 anggota yang seluruhnya adalah perempuan.

Baru-baru ini ia mencoba membuat tenun dimana bahannya terbuat dari viscose-rayon produksi PT Asia Pacific Rayon (APR). Viscose-rayon adalah bahan baku baku tekstil berkelanjutan yang sudah diproduksi yang berasal dari pohon akasia dan eukaliptus yang ditanam oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bagian dari grup APRIL. Bahan ini belum pernah Yati gunakan sebelumnya. Awalnya Yati khawatir dengan bahan baku yang baru ini. Namun demikian, setelah dicoba, selama dua minggu pembuatan, ia bisa membuat kain tenun berbahan viscose-rayon. Kain tersebut bisa dibuat berbagai macam kerajinan terutama baju.

“Jujur saya belum pernah menggunakan benang viscose-rayon. Awalnya saya penasaran dan semangat. Hasilnya pun indah, lembut disentuh dan bagus untuk ditenun,” tuturnya.

Koordinator Pengembangan Masyarakat APR, Metti Haryanti, mengatakan dukungan perusahaan terhadap rumah tenun yang dikelola Yati menjadi salah satu semangat APR dalam mendukung kelestarian Tenun Siak sebagai warisan budaya dan sejarah negeri melayu.

“Perusahaan melihat bakat dan potensi Yati dalam mengembangkan teknik tenun ini di daerahnya. Dia memiliki visi yang baik untuk melestarikan warisan budaya unik ini sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi perempuan di sekitarnya. Kami ingin mendalami kerajinan ini dan memungkinkan perempuan seperti Yati dan lainnya untuk mengembangkan bakatnya lebih jauh,” jelas Metti, Rabu (23/6/2021) di Pangkalan Kerinci.
Metti berharap usaha songket di Siak dapat terus berkembang dan memberikan lebih banyak kesempatan kerja bagi perempuan setempat. Dengan demikian keberlangsungan kerajinan tenun sebagai budaya lokal dapat terus terjaga sekaligus berkontribusi terhadap upaya pemberdayaan perempuan di Siak.
Halaman: 123Lihat Semua