Menu

Tak Hanya BEM UI, Sebelumnya BEM UGM Juga Sindir Jokowi : Semoga Panjang Periodenya dan Sehat Selalu (Anak dan Mantunya)

Rizka 29 Jun 2021, 16:23
BEM UGM [Instagram/@bemkm_ugm]
BEM UGM [Instagram/@bemkm_ugm]

RIAU24.COM -  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyindir kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ulang tahunnya, 21 Juni 2021 lalu.

Kritik tersebut diunggah BEM UGM sebelum unggahan BEM Universitas Indonesia (UI) yang menjuluki Jokowi dengan sebutan The King of Lip Service atau Raja Pembual.

Akun Instagram @bemkm_ugm mengunggah meme foto Jokowi membawa kue tar ulang tahun. Namun, ada dua bagian wajahnya yang diganti dengan sebagian mata dan sebagian bibir diduga milik Presiden Soeharto.

Meme itu juga dilengkapi dengan ucapan ulang tahun serta julukan untuk Jokowi yang diambil dari pelesetan era kepemimpinan Soeharto.

"Sugeng ambal warsa, Bapak Presiden Orde (Paling) Baru," bunyi ucapan tersebut.

Pada slide berikutnya, harapan yang disampaikan untuk ulang tahun Jokowi pun bermakna satire.

"Semoga panjang periodenya [kata "umur" dicoret] dan sehat selalu (anak dan mantunya)."

Bukan itu saja, pada slide terakhir terdapat lima poin pesan dan harapan dari rakyat untuk Pak Presiden.

1. Semoga masih ingat dengan Janji Kampanye 2019 lalu :) (Penyelesaian Kasus HAM Berat masa lalu)

2. Semoga Semakin Dewasa dalam menanggapi Kritik dan Masukan dari Rakyat! (UU ITE dan RKUHP dikondisikan nggih Pak)

3. Semoga produk hukumnya berpihak (kembali) kepada rakyat! (UU Cipta Kerja dan UU Pelemahan Demokrasi Lainya mohon segera dicabut pak)

4. Semoga Ekonomi Indonesia segera pulih! (Sembako jangan dipajekin pak, susahh makannya nanti hehe)

5. Dan Terakhir, semoga Indonesia semakin Berjaya! (Negaranya yaa pak yang berjaya, jangan kroni-kroninya)

Sebelumnya, Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengaku dipanggil pihak kampus terkait poster yang diunggah pihaknya pada Minggu (27/6).

Bahkan beberapa pengurus BEM UI juga menerima dugaan peretasan pasca kritik tersebut viral.

Langkah UI memanggil mahasiswanya berujung kritik dan kecaman dari banyak pihak, mulai dari organisasi masyarakat sipil sampai politisi menilai tindakan rektorat menekan kebebasan berpendapat mahasiswa.