Menu

Diharamkan Agama, Rakyat Afghanistan Jual Bahan Heroin, Bikin Harga Opium Melonjak

Riki Ariyanto 11 Oct 2021, 22:00
Diharamkan Agama, Rakyat Afghanistan Jual Bahan Heroin, Bikin Harga Opium Melonjak (foto/int)
Diharamkan Agama, Rakyat Afghanistan Jual Bahan Heroin, Bikin Harga Opium Melonjak (foto/int)

RIAU24.COM - Sebagian rakyat Afghanistan terjebak dalam bisnis jual opium yang merupakan bahan baku narkotika jenis heroin. Padahal bagi rakyat Afghanistan yang mayoritas muslim itu meyakini menjualbelikan opium diharamkan.

Dilansir dari Okezone, mereka mengaku terpaksa lakukan itu karena tidak memiliki pilihan lain sebagai sumber penghasilan. Sebab sejak di bawah kepemimpinan Taliban, ekonomi Afghanistan dikabarkan sedang berada di ambang kehancuran.

Tetapi, di sisi lain, sejumlah pedagang di pasar opium di Afghanistan Selatan menyebut harga barang-barang mereka telah meroket. Seperti yang disampaikan Amanullah, bukan nama sebenarnya.

Amanullah membawa kantong plastik besar berisi empat kilogram (sembilan pon) yang tampak seperti lumpur cokelat. Lalu mengeluarkan segumpal serta meletakkannya di cangkir kecil yang digantung di atas api primus.

Resin opium dengan cepat mendidih dan mencair, dan Amanullah dan rekannya Mohammad Masoom bisa menunjukkan ke pembeli bahwa opium mereka murni.

"Itu haram (dilarang) dalam Islam, tapi kami tidak punya pilihan lain," ujar Masoom, di pasar di dataran gersang Howz-e-Madad, Provinsi Kandahar.

Sebagai informasi, sejak Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus lalu, harga opium di Afghanistan, meroket. Padahal di Afghanistan, Pakistan hingga Iran, opium biasanya akan diubah menjadi heroin.

Masoom menyebut penyelundup sekarang membayarnya 17.500 PKR (Rp1,4 juta) per kilogram. Di Eropa Masoom punya nilai jalanan lebih dari USD50 (Rp713.000) per gram.

Diketahui harga sebelum pengambilalihan Taliban cuma sepertiga dari apa yang bisa dia hasilkan hari ini. Selain itu, berbicara ke AFP di ladangnya beberapa kilometer jauhnya, seorang petani opium Zekria menegaskan bahwa harga telah meroket.

Zekria menyebut opiumnya lebih terkonsentrasi dan sebab itu kualitasnya lebih baik daripada milik Masoom dan Amanullah sebab bunganya dipetik pada awal musim panen.

Zekria menyebut sekarang mendapat lebih dari 25.000 PKR (Rp2 juta) per kilo, naik dari 7.500 (Rp626.000) sebelum pengambilalihan Taliban

Padahal di tahun 2000, Taliban sempat melarang penanaman opium, karena dilarang menurut Islam. Bahkan Taliban hampir membasmi tanaman itu.

Namun pasca penggulingan Taliban yang dipimpin AS pada tahun 2001, pertanian opium berkembang biak lagi, bahkan ketika Barat menggelontorkan jutaan dolar untuk mendorong alternatif, seperti kunyit.

Lalu, dengan peralihan Taliban dari penguasa Afghanistan ke pemberontakan melawan pasukan pimpinan AS, mereka mengandalkan produksi opium untuk membiayai pemberontakan mereka.