Menu

Mencari Sin Nio, Pahlawan Indonesia Berdarah Tionghoa yang Terlupakan

Devi 18 Oct 2021, 15:50
Foto : AsiaOne
Foto : AsiaOne

Cerita dimulai dengan Sin Nio sebagai seorang pensiunan, tinggal sendiri di sebuah gubuk kecil dekat stasiun kereta api Juanda Jakarta Pusat. Saat mengingat kehidupannya, kami mengetahui bahwa ia lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, dari keluarga yang membuat dan menjual kue mangkok .

Dalam monolog, The Sin Nio berbicara tentang cita-citanya, yang didasarkan pada prinsip kerendahan hati.

Dengan demikian, The Sin Nio tidak memuji dirinya sebagai pahlawan, tetapi sebagai seseorang yang perlu melakukan apa yang diperlukan sebagai manusia yang mengalami perjuangan kolektif hidup di bawah cengkeraman kolonialisme. Dengan sukarela menjadi bagian dari revolusi, dia tidak hanya menunjukkan nasionalismenya, tetapi juga membuat pernyataan keras tentang apa artinya menjadi orang Tionghoa-Indonesia.

Baginya, persatuan antar ras sangat penting dalam mengatasi strategi devide et impera penjajah yang saling mengadu domba orang Indonesia dari berbagai ras dan keyakinan.

Orang Indonesia Tionghoa sering kali dipekerjakan sebagai perantara untuk pekerjaan yang tidak populer oleh orang Belanda, terutama dalam pemungutan pajak, sementara warga pribumi (istilah yang secara kasar diterjemahkan menjadi orang Indonesia asli) menempati tempat di anak tangga terbawah masyarakat. Hal ini menciptakan ketegangan antara kedua ras, meskipun keduanya ditindas oleh penjajah. Meskipun demikian, secara adil atau tidak, orang Tionghoa-Indonesia mengembangkan reputasi sebagai oportunistik, licik, dan penipu.

Sin Nio melihat melalui kebencian, meskipun saudara kandungnya terbunuh dalam pembalasan kekerasan yang dipicu oleh sentimen anti-Cina. Tragedi itu memacu semangat juangnya dan semangatnya untuk menunjukkan solidaritas dengan sesama orang Indonesia yang tertindas — tanpa memandang ras.

Sambungan berita: Pengorbanannya tak terbayar
Halaman: 123Lihat Semua