Menu

Beredar Kabar Vaksin Pfizer dan Moderna Picu Penyakit Jantung, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Rizka 4 Jan 2022, 13:52
google
google

RIAU24.COM -  Isu risiko penyakit jantung yang disebabkan oleh vaksin Pfizer dan Moderna beredar luas. Hal ini dikaitkan dengan miokarditis alias peradangan pada otot jantung.

Menanggapi hal itu, dr. Adam Prabata memberikan penjelasan ilmiah. Menurutnya  ada dua teori yang diduga menjadi alasan miokarditis pada penerima vaksin Pfizer dan Moderna.

Teori pertama mengenai respons sistem imun terhadap mRNA (vaksin Pfizer atau Moderna). Sementara teori kedua mengenai terbentuknya autoantibodi yang menyerang bagian otot jantung.

Lalu bagaiamana risiko miokarditis pada orang yang disuntik vaksin Pfizer dan Moderna?

"Per 100.000 orang yang mendapatkan vaksin Pfizer atau Moderna, lebih dari 90 persen pulih sempurna dan lebih dari 99 persen bertahan hidup setelah miokarditis," ungkapnya melalui akun Instagram pribadinya, seperti dikutip Galamedia pada Selasa 4 Januari 2022.

Adam Prabata juga memberikan perbandingan risiko miokarditis pada orang penerima vaksin Pfizer dan Moderna.

Sebelum era pandemi Covid-19, kasus miokarditis terjadi pada skala 1-10 kasus per 100.000 orang per tahun. Presentasenya, lebih dari 80 persen bertahan hidup.

"Sedangkan miokarditis akibat Covid-19 1.000-4.000 kasus per 100.000 orang per tahun dengan presentase 30-80 persen bertahan hidup," paparnya.

Kemudian apakah vaksin Covid-19 tetap dianjurkan meskipun ada risiko mikarditis?

"Tetap dianjurkan. Kurang lebih 1.000 kali lebih rendah risiko miokarditis pasca vaksin Pfizer atau Moderna dibandingkan dengan risiko miokarditis akibat Covid-19. Vaksin Covid-19 juga dapat menurunkan risiko munculnya kondisi dan penyakit berat saat terkena Covid-19," tambah Adam.

Kesimpulannya, Pfizer dan Moderna memiliki risiko miokarditis sebesar 0,3-0,5 kasus per 100.000 orang yang disuntik vaksin.

Risiko ini termasuk rendah dibandingkan dengan risiko miokarditis pada populasi umum dan pasien Covid-19.

"Pemberian vaksin Pfizer atau Moderna tetap dianjurkan. Manfaatnya jauh lebih besar dibaindingkan risikonya," tegas Adam.