Menu

Ditahan di Sel Almarhum Ustaz Maaher, Kaki Ustaz Yahya Waloni Ditarik Sampai Dicubit di Jam-jam Tertentu

Rizka 10 Mar 2022, 10:34
google
google

RIAU24.COM -  Pendakwah kontroversial Ustaz Yahya Waloni membeberkan pengalamannya saat ditangkap dan dipenjara di Rutan Mabes Polri pada Agustus 2021 silam.

Yahya Waloni ditahan di bekas sel tahanan almarhum ustaz Maaher At-Thuwailibi, tersangka kasus ujaran kebencian. Ustaz Maaher meninggal di Rutan Mabes Polri pada Senin, 8 Februari 2021.

“Saya disimpan selama 20 hari di tempat di mana Maher meninggal dunia,” ucap Yahya Waloni saat menyampaikan ceramah Isra Mikraj dari kanal YouTube Hadits TV pada Kamis (10/3).

Yahya Waloni pun menceritakan bahwa setiap malam dirinya mengalami kejadian mengerikan di sel tersebut.

“Pokoknya setiap malam itu, di atas jam 12, jam 1, kaki saya selalu dicubit, ditarik kaki saya. Setiap jam 1, jam 2, jam 3 malam, ditarik kaki saya,” cerita Yahya Waloni.

Hal itu membuat Yahya Waloni terbangun dari tidurnya. Namun dia tidak menemukan siapa pun di ruangan tersebut.

“Di dalam kamar itu tidak ada siapa pun, kecuali saya sendiri,” beber Yahya Waloni.

Yahya Waloni lantas pernah meminta kepada petugas agar dipindahkan ke sel lain. Ia bahkan menawarkan diri untuk ditahan sekamar dengan tersangka penodaan agama, Muhammad Kace alias M Kace. Namun permintaannya ditolak polisi.

"Aduh jangan ustaz, mati nanti Kace itu," kata Yahya menirukan ucapan polisi.

Yahya Waloni menjelaskan jika sel tahanannya bersebelahan dengan sel tahanan Muhammad Kace. Yahya ditahan di kamar 10, sedangkan Kace di kamar 11.

"Kamar 10 inilah kamarnya almarhum Maaher At-Thuwailibi, Ustaz Maaher," ungkapnya.

Setiap kali terbangun dari tidurnya, Yahya mendengar suara mengerikan.

"Jam 2 malam itu ditarik kaki saya, dan selalu muncul suara, bukan di dalam toilet. Tapi ada suara yang muncul itu dari arah tempat pembuangan sampah," kata Yahya Waloni.

Yahya Waloni pun menirukan suara tersebut. Suara itu menyerupai suara orang yang sedang sekarat.

“Seperti orang kesakitan, di dalam sampah itulah (ada suara) orang seperti digorok lehernya,” jelas Yahya.