Menu

Tak Ada Pengaruhnya Dipecat IDI, Terawan Masih Suntik Vaksin Nusantara ke Wakil Ketua MPR

Rizka 3 Apr 2022, 05:08
Google
Google

RIAU24.COM -  Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) menegaskan bahwa dokter Terawan Agus Putranto diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), berdasarkan hasil Putusan Muktamar XXXI pada 25 Maret 2022. 

Meski begitu, Terawan masih terlihat berpraktik di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Ia diketahui menyuntikan booster Vaksin Nusantara bagi Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah di RSPAD Gatot Subroto. Hal itu terlihat dari dua foto yang diunggah Basarah di akun media sosialnya. 

"Dipecat IDI, Ahmad Basarah suntik booster Vaksin Nusantara Terawan di RSPAD Gatot Subroto pada Kamis, 31 Maret 2022," demikian yang ditulis Basarah pada Kamis kemarin di akun Instagramnya.

Basarah menjelaskan ia bersedia divaksinasi dengan vaksin COVID-19 yang belum teruji klinis karena ingin memberikan dukungan bagi Terawan. Sikap Basarah sejalan dengan koleganya politikus PDI Perjuangan lainnya seperti Menkum HAM Yasonna Laoly hingga anggota komisi VII DPR, Adian Napitupulu. Adian sudah lebih dulu mendatangi RSPAD untuk menerima vaksin berbasis sel dendritik itu. 

"Apa yang dilakukan oleh Terawan dengan memproduksi Vaksin Nusantara adalah wujud tindakan patriotisme, nasionalisme dan wujud cinta karya anak bangsa sendiri. Hal itu sesuai dengan sikap dan arahan Presiden Jokowi untuk mencintai dan menggunakan produk dalam negeri," ungkapnya. 

Padahal, berdasarkan keterangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hampir semua bahan baku pembuatan Vaksin Nusantara diimpor dari Amerika Serikat. Penelitiannya pun juga dilakukan oleh ahli dari Negeri Paman Sam. Untuk proses pembuatan Vaksin Nusantara, Terawan menggandeng perusahaan farmasi asal AS yakni Aivita Biomedical. 

Basarah mengaku sepakat dengan koleganya Menkum HAM Yasonna Laoly yang mengusulkan agar UU Kedokteran ditinjau kembali. Menurut Basarah, Terawan tidak pantas dipecat hanya karena mempraktikan Digital Substraction Angogram (DSA) atau cuci otak.

Dalam pandangannya, Terawan justru banyak membuat terobosan yang berbasis pada penelitian dan inovasi. Langkah itu bisa menjadi momentum untuk menuju kemandirian bangsa di bidang kesehatan. 

Basarah juga mengingatkan rekam jejak Terawan tidak hanya sudah mencapai skala nasional tetapi juga internasional. Hingga saat ini, kata dia, Terawan masih dipercaya sebagai Ketua Dewan Kehormatan Dokter Militer Sedunia. 

Basarah menilai kewenangan IDI sudah terlampau besar sehingga bisa membahayakan eksistensi para dokter di Indonesia. Hal ini perlu dievaluasi.