Menu

Penangkapan Crazy Rich Menyoroti Bahayanya Investasi di Indonesia

Devi 10 May 2022, 14:37
Foto : Internet
Foto : Internet

“Kita perlu melihat lebih dari sekadar Indra Kenz dan kasus Binomo,” Adinova Fauri, seorang ekonom di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), mengatakan kepada Al Jazeera.

“Praktik platform perdagangan online ilegal di Indonesia terus meningkat, meski pemerintah terus berupaya memblokirnya.” 

Menurut laporan polisi yang diajukan oleh tersangka korban, masalah dengan aplikasi dimulai segera setelah pengguna mendaftar menggunakan kode afiliasi yang disediakan oleh Kesuma dan Salmanan. “Mekanisme 'perdagangan' yang digunakan Binomo jelas tidak masuk akal sejak awal,” Vinsensius Sitepu, seorang jurnalis keuangan dan investor swasta, mengatakan kepada Al Jazeera.

“Data bervariasi antar pengguna, rentang waktu untuk memilih apakah harga saham akan naik atau turun sangat singkat. Ada akun pengguna yang tiba-tiba tutup, dana tidak bisa ditarik, dan sebagainya. Sistem Binomo sepertinya dirancang untuk membuat pengguna terus merugi,” kata Sitepu.

Pada konferensi pers bulan lalu, pihak berwenang mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi 118 tersangka korban sejauh ini yang secara kolektif telah kehilangan lebih dari 72 miliar rupiah (USD 5 juta).

Polisi juga menyita mobil mewah dan aset dari Salmanan dan Kesuma senilai sekitar $8,25 juta. “Pada kenyataannya, Doni Salmanan tidak berdagang di situs web dan hanya afiliasi untuk mendapatkan keuntungan dari anggota,” kata Brigjen Suheri saat konferensi pers.

Halaman: 123Lihat Semua