Menu

Menteri Kesehatan: Sudah Ada 8 Kasus Terdeteksi Covid 19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia

Amastya 14 Jun 2022, 10:37
Subvarian Omicron/pixabay
Subvarian Omicron/pixabay

RIAU24.COM - Menteri kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi bahwa sudah terdeteksi delapan kasus Covid 19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia hingga hari Senin.

“Sudah ada 8 kasus di Indonesia, 3 di antaranya adalah imported case. Kedatangan luar negeri dari Amerika Serikat dan Brasil yang datang pada saat acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (23-28 Mei 2022) di Bali,” kata Budi dikutip dari Antaranews.com.

Menkes mengatakan lima kasus lainnya adalah tranmisi lokal. Empat kasus terdeteksi di Jakarta dan satu kasus lainnya terdeteksi di Bali, yang merupakan tenaga medis yang datang dari Jakarta.

"Jadi memang transmisi lokal ini sudah terjadi di Jakarta," ucap Budi.

Budi juga menambahkan dari delapan orang yang terinfeksi BA.4 dan BA.5, hanya satu orang yang memiliki gejala sedang dan belum mendapat suntikan vaksin dosis ketiga atau booster.

Sedangkan, tujuh orang lainnya mengalami infeksi dengan gejala ringan dan tanpa gejala serta sudah mendapat booster.

“Jadi pemerintah sangat mendorong masyarakat untuk vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster, serta tetap jalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah,” tuturnya.

Selanjutnya Budi juga mengabarkan bahwa disaat yang sama beberapa negara di dunia sedang mengalami kenaikan kasus Covid 19 yang penyebabnya adalah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Berdasarkan pengamatan Menkes, ditemukan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 dapat menyebabkan kenaikan kasus.

Lebih lanjut, Budi menyatakan puncak kenaikan kasus, tingkat hospitalisasi dan tingkat kematian akibat subvarian ini lebih rendah dibandingkan dari subvarian Omicron yang sebelumnya.

"Kami juga amati khususnya di Afrika Selatan, di mana varian BA.4 dan BA.5 pertama kali teridentifikasi, dan hasil pengamatan kami puncak dari penularan BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron. Kasus hospitalisasinya juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematiannya sepersepuluh dari Delta dan Omicron," jelas Budi.