Menu

Indonesia Didesak Untuk Memperketat Pembatasan Karena Kasus Subvarian Omicron Meningkat

Devi 29 Jun 2022, 15:43
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mengambil sampel swab untuk pengujian penyakit virus corona (Covid-19) di tempat pengujian drive-through di Jakarta, Indonesia, pada 16 Desember 2021.
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mengambil sampel swab untuk pengujian penyakit virus corona (Covid-19) di tempat pengujian drive-through di Jakarta, Indonesia, pada 16 Desember 2021.

RIAU24.COM - Pakar kesehatan telah mendesak Indonesia untuk menerapkan kembali pembatasan virus corona yang lebih ketat ketika seorang pejabat tinggi memperingatkan negara itu dapat melihat gelombang terbaru, yang didorong oleh subvarian Omicron, memuncak pada minggu kedua atau ketiga Juli.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membuat prediksi pada Minggu (26 Juni), berdasarkan pola penularan virus di Afrika Selatan, negara pertama yang melaporkan munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Jika tingkat infeksi yang sama berlaku di Indonesia, negara akan melihat sekitar "17.000 atau 18.000" kasus harian selama puncak sebelum gelombang merata, kata Budi.

"Namun jumlah rawat inap dan korban jiwa akan jauh lebih sedikit dibandingkan gelombang sebelumnya," tambahnya.

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu terus-menerus mencatat peningkatan infeksi Covid-19 baru dalam beberapa pekan terakhir, mencatat 2.167 kasus harian pada hari Selasa, tertinggi sejak awal April.

Sejak Jumat, Indonesia juga telah melihat setidaknya 143 kasus Omicron BA.4 dan BA.5, meskipun para ahli kesehatan memperingatkan bahwa jumlah ini hanya "puncak gunung es" karena kurangnya pengujian dan penelusuran, masalah mendasar negara ini. telah terjadi sejak pandemi diumumkan lebih dari dua tahun lalu.

Halaman: 12Lihat Semua