Menu

Gubri Akan Tindak Tegas Petugas RSUD AA yang Persulit Pasien, Sanksi Terberat Dicopot

Chairul Hadi 31 Oct 2022, 12:48
Gubri Syamsuar usai pimpin apel di RSUD AA Senin pagi
Gubri Syamsuar usai pimpin apel di RSUD AA Senin pagi

RIAU24.COM - Gubernur Riau Syamsuar memimpin apel di RSUD Arifin Achmad, Senin 31 Oktober 2022. Rumah sakit pemerintah tersebut disorot orang nomor satu di Provinsi Riau itu setelah viral adanya keluarga pasien yang ditenggarai dipersulit urusannya di sana.

Ia adalah keluarga pasien Hironimus Patut Pahur, yang berobat di RSUD Arifin Achmad. Kerabat Hironimus dibuat mengamuk pada Sabtu malam lantaran pelayanan RSUD lambat, dan bertele-tele. Itu memuncak setelah petugas berdalih tidak memiliki stok alat untuk pengecekan darah sebelum transfusi atau reagen. 

Atas persoalan ini, Syamsuar mengaku akan mengevaluasi petugas rumah sakit yang mempersulit pelayanan keluarga pasien. Namun, dia akan melakukan pendalaman terlebih dahulu. Bahkan dia akan memberikan sanksi terhadap petugas yang melanggar aturan.

"Tentu akan kita tindak, bisa saja sampai pencopotan, turun pangkat atau turun dari segi jabatan. Tergantung dari segi kesalahannya," kata Syamsuar, usai memimpin apel Senin pagi di RSUD Arifin Achmad.

Sebelumnya, pasien Hironimus Patut Pahur menjalani perawatan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya. Dia membutuhkan darah 20 kantong. Sejumlah personel Brimob Polda Riau, wartawan dan kalangan masyarakat mendonorkan darahnya hingga tercukupi.

Istri Hironimus, Maria menceritakan, bahwa korban membutuhkan darah dikarenakan untuk penyakit kanker. Darah yang dibutuhkan yakni darah trombosit yang harus digunakan dalam lima hari sebelum kedaluarsa.

Maria menyebutkan, awalnya dia mendapat jawaban dari Pihak RSUD Arifin Achmad bahwa untuk stok darah tidak ada. Lalu pihak keluarga pasien diminta mencari donor darah dan akhirnya didapatlah dari anggota Brimob Polda Riau hingga masyarakat dan beberapa wartawan, kemudian darah terkumpul hingga 20 kantong.

"Setengah jam setelah diminta, kita sebar langsung datang mereka. Semua ramai mau donor darah. Tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini," kata Maria kepada sejumlah wartawan di RSUD Arifin Achmad.

Dia melanjutkan, setelah ditanya berulang kali, pihak RSUD baru mengaku bahwa stok darah sudah ada. Namun masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada sehingga belum bisa ditransfusi.

"Kami cek kenapa reagen tidak ada, katanya reagen menipis sejak 2 hari lalu dan habis siang tadi. Baru akan datang Selasa atau Rabu pekan depan, tapi itu juga tidak bisa dipastikan," ucapnya.

Mendengar penjelasan petugas yang tidak masuk akal, salah seorang keluarga pasien mengamuk dan memukul kaca jendela rumah sakit. Sejumlah satpam langsung datang ke lokasi bank darah.

Terkait soal darah yang akan kedaluarsa jika tidak segera digunakan juga tidak dapat dijawab. Justru petugas bingung dan saling lempar tanggungjawab.

"Sementara darah trombosit atau darah putih itu kata PMI akan kedaluwarsa 5 hari. Jadi tentu keluarga bingung, kalau kedaluwarsa nanti ke mana darah mau dicari lagi. Padahal siangnya sudah ditanya katanya aman dan akan segera diproses," ucapnya.

"Kita kecewa dengan pelayanan di sini, program pak Gubernur Riau kan jelas. Pelayanan harus maksimal agar orang Riau tidak berobat ke Malaka atau Singapura, kalau begini bagaimana?," katanya kesal.

Karena tidak puas dengan jawaban petugas bank darah, sehingga terjadi cekcok. Padahal, Hironimus Patut Pahur sedang bertaruh nyawa dengan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.

"Awalnya petugas bilang tidak ada reagen atau alat transfusi darah. Tiba-tiba setelah ribut baru bilang reagen sudah ada. Padahal katanya Selasa atau Rabu depan baru datang. Ini bukan pertama kali saja, berulang kali sudah keluhan disampaikan sama Dirut sejak awal. Kalau sudah sampai ke Dirut baru semua masalah dikerjakan," sesal Maria.