Menu

Budayawan Betawi Ridwan Saidi Meninggal Dunia, Berikut Rekam Jejak Semasa Hidupnya

Amastya 26 Dec 2022, 08:45
Berikut rekam jejak budayawan Betawi, Ridwan Saidi yang meninggal dunia pada Minggu 25 Desember 2022 /style.tribunnews.com
Berikut rekam jejak budayawan Betawi, Ridwan Saidi yang meninggal dunia pada Minggu 25 Desember 2022 /style.tribunnews.com

RIAU24.COM Budayawan Betawi Ridwan Saidi meninggal dunia dan mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro, Minggu (25/12/2022) pada pukul 08.35 WIB.

Sosok Ridwan Saidi dikenal dengan figurnya yang kerap kali aktif memberikan pendapat dan kritik atas kebijakan pemerintah di Ibu Kota DKI Jakarta yang tidak sesuai dengan nilai khas Betawi.

Rekam jejak Ridwan Saidi di sepanjang kehidupannya

Ridwan Saidi dikenal dengan aktivitasnya sebagai intelektual namun ternyata juga menggemari ilmu seni.

Dikutip dari sindonews.com, pria kelahiran Jakarta, 2 Juli 1942 ini menyukai musik jazz dan juga seni sastra. Ridwan berasal dari keluarga yang sederhana.

Setelah menamatkan sekolah di SMAN I Budi Utomo, dia melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran (Unpad). Baru setahun jadi mahasiswa, Ridwan Saidi memutuskan keluar terhitung pada tahun 1962.

Setahun kemudian, Ridwan kembali menjajaki dunia akademis di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) Universitas Indonesia (UI). Dia menyelesaikan pendidikan di fakultas tersebut pada 1976. Semasa di UI, Ridwan aktif dalam kegiatan keorganisasian.

Ridwan pernah menjabat sebagi Kepala Staf Batalyon Soeprapto Arief Rahman Hakim (1966), Sekjen Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara (1973-1975), dan Ketua Umum PB HMI (1974-1976).

Dia juga pernah terlibat dalam kegiatan internasional seperti White House Conference on Youth di Colorado, Amerika Serikat (1971); Australia-Indonesia Dialogue di Canberra, Australia (1981); hingga ASEAN Parliament Conference di Singapura (1983).

Dari bekal menjadi aktivis mahasiswa itu, Ridwan pun terjun ke ranah politik. Dia sempat menjadi anggota DPR dari Fraksi PPP mulai 1977-1982 dan 1982-1987, menjadi Wakil Ketua Komisi APBM (1977-1982), Wakil Ketua Komisi X (1982-1987), Ketua Umum Partai Masyumi Baru (1995-2003), sampai menduduki jabatan Ketua Komite Waspada Komunisme.

Ridwan juga hobi menulis. Sejak 1992, dia sudah aktif menerbitkan banyak buku. Buku-buku yang dia tulis di antaranya Golkar Pascapemilu; Anak Betawi Diburu Intel Yahudi; Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya; Status Piagam Jakarta: Tinjauan Hukum dan Sejarah; serta Fakta dan Data Yahudi di Indonesia.

Sehari sebelum wafat, Ridwan dikabarkan kritis di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro.

Hal ini diungkapkan oleh Fadli Zon selaku Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang sempat menjenguknya dan menyampaikan bahwa Ridwan kritis akibat pembuluh darahnya pecah.

"Saya baru saja komunikasi dengan anaknya Bang Ridwan Saidi, tadi pagi jam 6.00, katanya pecah pembuluh darah, dan dibawa ke RSPI Bintaro. Keadaan Bang RS belum sadar. Mohon doanya," cuit Fadli di akunnya @fadlizon membalas cuitan Fahri @Fahrihamzah, yang dikutip Jumat (23/12/2022).

(***)