Menu

Wabah Virus Marburg Buat Cemas Dunia, Kemenkes Sebut Hal Ini

Amastya 20 Feb 2023, 08:35
Budi Gunadi Sadikin, Kementrian Kesehatan sebut hal ini soal virus marburg /net
Budi Gunadi Sadikin, Kementrian Kesehatan sebut hal ini soal virus marburg /net

RIAU24.COM - Dunia kembali diserang virus baru yakni virus Marburg yang meresahkan. Ancaman virus ini diketahui telah menelan korban jiwa di Afrika.

Kendati demikian, masyarakat Indonesia diminta untuk tidak terlalu panik. Hal itu disampaikan oleh Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan. Budi memastikan hingga saat ini virus tersebut belum masuk ke Tanah Air.

"Di Indonesia belum ada (virus Marburg), dan kita juga masih nunggu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata Budi di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta pada Jumat (17/2/2023) dikutip HaiBunda.

Budi juga menjelaskan tak semua virus akan menyebar luas ke berbagai negara. Begitu juga dengan virus Marburg yang kini tengah mewabah di Afrika.

Ia juga meminta agar masyarakat tidak panik dengan kemunculan berbagai virus di sejumlah negara.

Saat ini, otoritas kesehatan memang memantau adanya penyebaran virus dengan masing-masing tingkat infeksi yang berbeda.

"Kita enggak usah terlalu panik juga. Kita lihat ada level-levelnya, tuh. Apa ini termasuk variant of interest, apa masuk variant of concern, apa masuk under monitoring. Nah, itu kita perhatikan," katanya.

Lebih lanjut Budi mengatakan, akan terus memantau dan mengikuti perkembangan dari WHO terkait virus Marburg ini. Hal yang pasti adalah masyarakat tidak harus panik dengan virus tersebut.

"Kita ikut WHO, informasinya juga sudah kita dapat. Tapi, teman-teman jangan buru-buru panik karena belum tentu semua virus itu menyebar," katanya.

Sekedar informasi, wabah virus Marburg pertama kali terjadi di Jerman pada 1967 silam. Virus ini berasal dari keluarga yang sama dengan virus penyebab Ebola.

Dikutip dari WHO telah tercatat sembilan kasus kematian akibat virus ini yang terjadi di Provinsi Kie Ntem, Guinea Khatulistiwa pada Senin (13/4). Gejala yang dialami pasien rata-rata demam, kelelahan, diare, hingga muntah darah.

(***)