Menu

Riset Microsoft Sebut 48 Persen Karyawan di Indonesia Khawatirkan AI

Zuratul 26 May 2023, 09:04
Riset Microsoft Sebut 48 Persen Karyawan di Indonesia Khawatirkan AI. (Grid.id/Foto)
Riset Microsoft Sebut 48 Persen Karyawan di Indonesia Khawatirkan AI. (Grid.id/Foto)

RIAU24.COM Riset Microsoft mengungkapkan bahwa sekitar 48 persen karyawan di Indonesia khawatir kecerdasan (AI) akan menggantikan pekerjaan mereka. 

Namun roset yang sama juga menunjukkan harapan terhadap AI

Microsoft menyebut, ada hasil baru antaar AI dengan karyawan yakni "adanya harapan mendapat bantuan yang meringankan pekerjaan dan mengalahkan rasa takut akan kehilangan pekerjaa." 

Namun Microsoft mengatakan "di Indonesia, 48% karyawan mengatakan mereka khawatir AI akan menggantikan pekerjaan mereka. 

Meskipun ada pula karyawan yang mengatakan bakal mendelegasikan sebanyak mungkin pekerjaan kepada AI guna mengurangi beban kerja.

"Sebanyak 4 dari 5 karyawan di Indonesia pun hendak menggunakan AI tidak hanya untuk pekerjaan administratif (84%), tetapi juga pekerjaan analitis (87%) dan aspek-aspek kreatif dalam pekerjaan mereka (88%)" tulis Microsoft.

Dalam riset berjudul Work Trend Index 2023 ini, Microsoft melakukan survei terhadap 31 ribu orang dari berbagai industri di 31 negara termasuk Indonesia yang diambil dari triliunan sinyal dari email, meeting, dan chat di Microsoft365; serta tren tenaga kerja di LinkedIn.

Microsoft menyebut "data menunjukkan kecepatan kerja telah meningkat lebih cepat dari apa yang dapat diimbangi manusia" Microsoft menyebut hal itu sebagai utang digital (digital debt).

"Hutang digital (digital debt) membuat kita kehilangan inovasi.Kita semua memiliki digital debt: volume data, email, dan chat telah melampaui kemampuan kita untuk memproses semua hal tersebut. Setiap menit yang dihabiskan untuk mengelola digital debt ini adalah menit yang tidak dihabiskan untuk pekerjaan kreatif," tulis Microsoft.

Di Indonesia, menurut Microsoft, 76 persen karyawan mengaku tidak memiliki cukup waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Jumlah itu 12 persen ebih tingi dari data global di angka 64 persen.

Karena itulah dibutuhkan inovasi yang antara lain melibatkan AI.

"AI generasi baru ini akan memungkinkan kita untuk berfokus pada pekerjaan yang memerlukan kreativitas, sehingga mampu melahirkan semakin banyak inovasi," ujar Lucky Gani, Direktur Marketing dan Operasional Microsoft Indonesia.

(***)