Menu

Jepang Tandatangani Pakta dengan UEA untuk Alutsista dan Transfer Teknologi

Amastya 27 May 2023, 10:41
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi /AFP
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi /AFP

RIAU24.COM - Kementerian luar negeri Jepang mengumumkan pada Kamis malam (25 Mei) bahwa negara tersebut telah menandatangani kesepakatan dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk alutsista dan transfer teknologi.

Langkah ini kemungkinan akan meningkatkan kerja sama dalam penelitian, pengembangan, dan produksi bersama.

Jepang telah menandatangani kesepakatan serupa dengan Inggris, AS dan Australia. Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang sedang berusaha untuk melonggarkan batasan ekspor senjata negara itu.

Jepang bekerja untuk mengembangkan pesawat tempur next-gen dengan Inggris dan Italia. Jet tempur tersebut kemungkinan akan dipasarkan di luar ketiga negara tersebut.

Menurut Stockholm International Peace Research Institute, UEA adalah importir senjata terbesar ke-11 di dunia.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Isomata Akio, Duta Besar Jepang untuk UEA dan Dr Mubarak Saeed Ghafan Al Jabri, Staf Umum Utama Asisten Wakil Menteri untuk Industri Dukungan dan Pertahanan Kementerian Pertahanan Uni Emirat Arab

Kesepakatan ini telah memberikan kerangka hukum bagi kedua negara dan akan memfasilitasi transfer peralatan dan teknologi pertahanan dan juga akan meningkatkan kerja sama dalam keamanan dan pertahanan.

Kementerian luar negeri Jepang mengatakan ketentuan dalam kesepakatan itu akan mulai berlaku setelah prosedur yang diperlukan antara pemerintah kedua negara dilakukan.

“Diharapkan perjanjian ini akan berkontribusi pada kerja sama peralatan dan teknologi pertahanan bilateral yang lebih erat serta mempertahankan dan meningkatkan basis produksi dan teknologi untuk industri pertahanan Jepang, sehingga berkontribusi pada keamanan Jepang,” kata kementerian tersebut.

Sanksi baru terhadap Rusia

Sementara itu Jepang pada hari Jumat memberikan sanksi baru terhadap Rusia sehubungan dengan perang Ukraina. Sanksi tersebut ditargetkan pada militernya serta sektor konstruksi dan tekniknya.

Rusia dilanda gelombang sanksi setelah mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari tahun lalu, tetapi seruan telah berkembang dari Kyiv dan sekutunya untuk tindakan lebih keras terhadap Moskow.

Embargo terbaru oleh Tokyo mengikuti KTT Kelompok Tujuh yang diselenggarakan Jepang minggu lalu di Hiroshima, di mana para pemimpin blok itu setuju untuk melaparkan Rusia dari teknologi G7, peralatan industri, dan layanan yang mendukung mesin perangnya.

(***)