Menu

Pengguna Internet Maroko Dijatuhi Hukuman Penjara Karena Mengkritik Raja di Media Sosial

Amastya 3 Aug 2023, 19:35
Bendera Maroko /Reuters
Bendera Maroko /Reuters

RIAU24.COM - Seorang pengguna internet Maroko telah dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena berbagi posting yang mengkritik raja di media sosial karena menormalkan hubungan dengan Israel, kantor berita AFP mengutip pengacaranya.

“Said Boukioud, 48, dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada hari Senin karena posting Facebook mengecam normalisasi dengan Israel dengan cara yang dapat ditafsirkan sebagai kritik terhadap raja", kata El Hassan Essouni, menambahkan bahwa ia telah mengajukan banding.

Urusan luar negeri adalah hak prerogatif raja, Raja Mohammed VI, di bawah konstitusi negara.

Kedua negara, Maroko, dan Israel menormalkan hubungan pada Desember 2020 dalam batas-batas Abraham Accords yang didukung AS.

Tidak ada niat untuk menyinggung raja

Pengacara mengatakan bahwa putusan pengadilan Casablanca keras dan tidak dapat dipahami.

Dia lebih lanjut menambahkan bahwa meskipun kliennya menyatakan penolakan hubungan dengan Israel, dia tidak punya niat apa pun untuk menyinggung raja dalam melakukannya.

Postingan yang dibagikan di situs media sosial Facebook tertanggal dari akhir tahun 2020 ketika Boukioud tinggal dan bekerja di Qatar.

“Dia menghapus postingan itu dan menutup akunnya ketika dia mengetahui dia dituntut di Maroko", kata pengacara itu.

Boukioud dijatuhi hukuman berdasarkan Pasal 267-5 KUHP yang menetapkan hukuman penjara antara enam bulan dan dua tahun bagi siapa saja yang merusak monarki.

Namun, hukumannya dapat ditingkatkan menjadi lima tahun jika pelanggaran dilakukan di depan umum, termasuk dengan cara elektronik.

Aktivis hak asasi manusia mengatakan undang-undang itu menghalangi kebebasan berekspresi, dan kata-katanya tidak menentukan dengan tepat apa yang mungkin merupakan serangan terhadap monarki.

Sejak Maroko dan Israel menormalisasi hubungan, kedua negara telah mengintensifkan kerja sama di berbagai bidang termasuk keamanan, perdagangan, dan pariwisata.

Namun, semua warga negara Maroko tidak mendukung ini, terutama setelah koalisi sayap kanan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu naik ke tampuk kekuasaan tahun lalu di bulan Desember.

Juga, banyak orang Maroko memiliki simpati pro-Palestina yang kuat.

Dalam sebuah pidato pada hari Sabtu yang menandai peringatan aksesinya ke tahta pada tahun 1999, raja menegaskan kembali sikap Maroko yang tak tergoyahkan dalam mendukung perjuangan Palestina yang adil dan hak-hak sah rakyat Palestina.

(***)