Menu

Kecewa Tak Dilindungi, Armenia Isyaratkan Akan Keluar dari Aliansi Rusia

Riko 25 Sep 2023, 12:39
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan (net)
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan (net)

RIAU24.COM - Armenia kecewa dengan Rusia yang tidak memberikan perlindungan terkait konflik dengan Azerbaijan dalam memperebutkan wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Yerevan pun memberi isyarat akan meninggalkan aliansi keamanan pimpinan Moskow. 

Isyarat itu disampaikan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada hari Minggu. Pashinyan, dalam pidato yang disiarkan televisi, mengatakan aliansi keamanan negara-negara bekas Soviet saat ini “tidak efektif” dan “tidak memadai”. 

Armenia adalah anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), sebuah aliansi keamanan yang terdiri dari enam negara pecahan Soviet yang didominasi Rusia.

Aliansi CSTO berjanji untuk melindungi anggota lain yang diserang. Namun Rusia terjebak dalam perang di Ukraina dan tidak memberikan perlindungan kepada Armenia ketika berkonflik dengan Azerbaijan

PM Pashinyan menambahkan bahwa Armenia harus bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), sebuah pengadilan yang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas tuduhan melakukan kejahatan perang di Ukraina. 

“Sistem keamanan eksternal yang melibatkan Armenia tidak efektif dalam melindungi keamanan kami dan kepentingan nasional Armenia,” kata Pashinyan, merujuk pada jaminan keamanan aliansi CSTO, seperti dikutip Sindonews dari AFP, Senin (25/9/2023). 

Pidatonya disampaikan hanya beberapa hari setelah Azerbaijan mengeklaim kendali penuh atas Nagorno-Karabakh dalam serangan kilat yang memaksa kubu separatis etnis Armenia di wilayah itu untuk menuntut perdamaian.

Kapitulasi yang terlihat dari kelompok separatis dapat menandai berakhirnya konflik antara kelompok Kristen dan Muslim di Kaukasus yang telah berkobar terus-menerus selama tiga dekade sejak runtuhnya Uni Soviet.

Rusia sebelumnya berpendapat bahwa Yerevan sendiri mengakui wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan itu sebagai bagian dari Azerbaijan dan Moskow menolak membantu Armenia.

“Sudah jelas bagi kita semua bahwa instrumen CSTO dan instrumen kerja sama militer-politik Armenia-Rusia tidak cukup untuk melindungi keamanan eksternal Armenia,” kata PM Pashinyan.

“Kita harus mengubah dan melengkapi instrumen keamanan eksternal dan dalam negeri Armenia, bekerja sama dengan semua mitra yang siap untuk langkah-langkah yang saling menguntungkan,” ujarnya. 

Pidato Pashinyan disampaikan setelah berhari-hari meningkatnya kritik keras di Moskow terhadap sekutu utama Rusia di Kaukasus yang bergejolak.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Sabtu menuduh Armenia “menambah bahan bakar ke dalam api” dengan retorika publiknya. Moskow pada awal bulan ini memanggil duta besar Armenia menyusul keputusan negara tersebut untuk menampung pasukan AS dalam latihan penjaga perdamaian kecil-kecilan. 

Komentar Pashinyan tentang ICC mengancam akan menimbulkan kemarahan khusus di Kremlin. Sekadar diketahui, hakim ICC Tomoko Akane mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin pada bulan Maret atas tuduhan kejahatan perang di Ukraina. 

Tuduhan itu merujuk pada dugaan deportasi anak-anak Ukraina secara tidak sah selama perang. Putin telah menghindari kunjungan ke negara-negara anggota ICC lainnya setelah surat perintah penangkapan dari ICC keluar. Pashinyan telah mengirimkan Statuta Roma dokumen pendirian ICC untuk diratifikasi Parlemen Ukraina awal bulan ini.

Pemimpin Armenia itu mengatakan; "ICC dapat membantu menjamin keamanan kami.” “Keputusan tersebut tidak ditujukan terhadap CSTO dan Federasi Rusia,” kata Pashinyan tentang keinginannya untuk bergabung dengan ICC. “Itu datang dari kepentingan keamanan eksternal negara, dan mengambil keputusan seperti itu adalah hak kedaulatan kami.” 

Dia mengakhiri pidatonya dengan menyerukan rekan-rekan asing untuk menghormati kedaulatan Armenia.

Analis politik independen Armenia, Beniamin Matevosyan, mengatakan Pashinyan sengaja memperburuk ketegangan dengan Rusia. “Dia secara terbuka mengatakan kepada Rusia: jika Anda tidak membantu mempertahankan orang-orang Armenia di Karabakh, saya akan keluar dari CSTO,” katanya.

Matevosyan mengatakan para pendukung Nagorno-Karabakh dan orang-orang yang memiliki akar di wilayah tersebut memimpin protes yang terjadi di seluruh Armenia dalam beberapa hari terakhir. “Dia takut dengan 120.000 orang (dari Karabakh).

Dia melihat begitu banyak warga Karabakh yang mengambil bagian dalam protes jalanan akhir-akhir ini,” kata Matevosyan kepada AFP.