Menu

Ekuador: 6 Narapidana Terkait Pembunuhan Kandidat Presiden Tewas di Penjara

Amastya 7 Oct 2023, 12:59
penjara Guayas 1. Guayas 1 adalah salah satu dari lima fasilitas yang membentuk kompleks penjara besar di Guayaquil /AFP
penjara Guayas 1. Guayas 1 adalah salah satu dari lima fasilitas yang membentuk kompleks penjara besar di Guayaquil /AFP

RIAU24.COM - Enam narapidana tewas pada hari Jumat dalam gangguan di dalam penjara Guayaquil, menjadi insiden kerusuhan terbaru yang menyerang sistem pidana Ekuador.

Dalam sebuah pernyataan, otoritas penjara nasional SNAI mengatakan bahwa gangguan itu terjadi di salah satu blok sel penjara Guayas 1.

Guayas 1 adalah salah satu dari lima fasilitas yang membentuk kompleks penjara besar di Guayaquil.

Badan penjara Ekuador mengungkapkan bahwa enam orang yang meninggal di penjara pada hari Jumat diduga terlibat dalam pembunuhan calon presiden anti-korupsi Fernando Villavicencio.

Secara terpisah, kantor jaksa penuntut umum mengatakan bahwa agen-agennya, bersama dengan polisi dan militer, "menjalankan protokol keamanan mengingat gangguan yang terjadi Jumat sore."

"Dalam beberapa jam mendatang, personel militer khusus akan melakukan serangan pertama dan pengintaian Paviliun 7, tempat insiden itu berasal, untuk mengendalikan situasi," kata kantor itu dalam sebuah pernyataan yang diposting di X.

Sebelumnya pada bulan Juli, kerusuhan di penjara Guayas 1 menyebabkan lebih dari 30 orang tewas.

Konflik yang sedang berlangsung antara geng-geng kuat yang terkait dengan kartel Kolombia dan Meksiko telah menyebabkan lebih dari 430 kematian narapidana di Ekuador sejak 2021.

Pada bulan Agustus tahun ini, puluhan penjaga disandera di beberapa penjara di seluruh negeri.

Ekuador menyita hampir 14 ton narkoba dalam mega bust

Pada hari Kamis, polisi di Ekuador menyita hampir 14 ton narkoba yang ditujukan ke Amerika Tengah, Amerika Serikat dan Eropa.

Di X, Menteri Dalam Negeri Juan Zapata mengatakan bahwa lebih dari 40 penggerebekan dilakukan di seluruh negeri, yang mengakibatkan penangkapan 28 orang dan penyitaan 13,6 ton obat-obatan. Penggerebekan itu dilakukan di delapan dari 24 provinsi di negara itu

Sejak 2021, pihak berwenang telah menyita lebih dari 500 ton narkoba.

(***)