Menu

Komandan Hamas Tolak usulan Gencatan Senjata dari Israel, Berikut Alasannya 

Zuratul 21 Dec 2023, 16:32
Potret Kondisi Jalur Gaza usai di Bombardir Pasukan Israel. (Tangkapan Layar/investor Daily)
Potret Kondisi Jalur Gaza usai di Bombardir Pasukan Israel. (Tangkapan Layar/investor Daily)

RIAU24.COM -Komandan gerakan pembela Palestina, Hammas menolak tawawan kesepakatan baru dari Israel dengan memberikan sejumlah persyaratan mutlak untuk memulai kembali pembebasan sandera. 

Hamas menegaskan bahwa Israel harus menerapkan gencatan senjata sebelum negosiasi dimulai. 

Melansir laporan Wall Street Journal, mengutip pejabat Mesir dari sayap politik Hamas, Ismail Haniyeh mengatakan pejabat intelijen di Kairo bahwa kelompok tidak akan membebaskan sandera Israel

Hal ini dimaksudkan agar kesepakatan gencatan senjata yang baru diberlakukan. 

Surat kabar tersebut mengatakan Hamas menolak tawaran Israel untuk menghentikan operasi darat dan udara di Gaza selama seminggu dan mengizinkan bantuan kemanusiaan lebih lanjut memasuki wilayah tersebut, dengan imbalan membebaskan 40 sandera, termasuk seluruh perempuan dan anak-anak yang diculik selama serangan 7 Oktober.

Hamas juga mengatakan bahwa Israel harus membebaskan ribuan tahanan Palestina sebagai imbalan atas lebih dari 100 sandera yang tersisa di Gaza.

Laporan itu juga menyebutkan negosiasi penyanderaan tersebut direncanakan akan melibatkan, untuk pertama kalinya, perwakilan Jihad Islam Palestina.

Dalam perkembangan lain, pemungutan suara Dewan Keamanan PBB mengenai resolusi yang menyerukan penghentian perang Israel-Hamas ditunda lagi pada Rabu (20/12/2023) karena para anggota berselisih mengenai kata-katanya sementara jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat.

Perdebatan di markas besar PBB di Manhattan terjadi dengan latar belakang memburuknya kondisi di Gaza, di mana seorang pejabat senior PBB mengatakan bahwa langkah Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan "jauh dari kebutuhan" yang semakin meningkat.

"Dewan Keamanan telah sepakat untuk melanjutkan perundingan hari ini untuk memberikan waktu tambahan untuk diplomasi. Dan kepresidenan akan menjadwalkan ulang adopsi tersebut besok (Kamis) pagi," kata Jose Javier De La Gasca Lopez-Dominguez dari Ekuador, yang memegang jabatan presiden bergilir di dewan tersebut, dilansir AFP.

Para anggota dewan telah bergulat selama berhari-hari untuk menemukan titik temu mengenai resolusi tersebut, sebuah pemungutan suara yang ditunda beberapa kali sepanjang Selasa, setelah ditunda pada hari sebelumnya.

Israel, yang didukung oleh sekutunya Amerika Serikat, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyai hak veto, menentang penggunaan istilah "gencatan senjata."

Menurut sumber diplomatik, penundaan terakhir ini atas permintaan Amerika Serikat.

(***)