Menu

Genosida Berlanjut, Tank-tank Israel Kembali Serbu Lagi Wilayah Gaza Utara yang Ditinggalkan

Riko 17 Jan 2024, 19:03
Israel kembali bombardir Gaza Palestina (net)
Israel kembali bombardir Gaza Palestina (net)

RIAU24.COM - Tank-tank Israel menyerbu kembali ke bagian utara Jalur Gaza yang mereka tinggalkan pekan lalu, menurut penduduk pada Selasa (16/1/2024). Pergerakan itu memicu kembali pertempuran paling sengit sejak Tahun Baru ketika Israel mengumumkan akan mengurangi operasinya di sana.

Melansir Sindonews ledakan besar-besaran terlihat di wilayah utara Gaza dari seberang perbatasan dengan Israel. Kondisi itu jarang terjadi selama dua pekan terakhir setelah Israel mengumumkan penarikan pasukan di utara sebagai bagian dari transisi ke operasi yang lebih kecil dan tertarget. 

Deru tembakan hebat terdengar melintasi perbatasan sepanjang malam. Di pagi hari, jejak asap meliuk-liuk di langit ketika pertahanan Iron Dome Israel menembak jatuh roket-roket yang ditembakkan mujahidin melintasi perbatasan. 

Serangan roket para pejuang Palestina bukti mereka tetap mempunyai kemampuan meluncurkan serangan berbahaya ke Israel meskipun perang telah berlangsung lebih dari 100 hari. 

Israel mengatakan pasukannya telah membunuh puluhan pejuang Hamas semalaman dalam bentrokan di Beit Lahiya di tepi utara Jalur Gaza. 

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan pemboman Israel selama 24 jam terakhir telah menewaskan 158 orang di daerah kantong tersebut. 

Serangan Israel meningkatkan jumlah korban jiwa dalam perang tersebut, yang kini memasuki bulan keempat, menjadi 24.285 orang, dan ribuan orang lainnya dikhawatirkan hilang di reruntuhan. 

Israel melancarkan perang untuk memberantas Hamas setelah kelompok pejuang menyerbu pagar perbatasan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang. 

Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim Israel dibunuh Perlawanan Palestina. 

Perang telah memaksa hampir seluruh warga Gaza meninggalkan rumah mereka, bahkan beberapa kali. Genosida oleh Israel juga menyebabkan krisis kemanusiaan, dengan makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang semakin menipis. 

Di bawah tekanan dari Washington untuk mengurangi korban sipil, Israel mengatakan pihaknya mengubah taktik, beralih dari serangan darat skala penuh ke operasi yang menargetkan kelompok Hamas. Pergeseran ini dimulai dengan kemunduran di wilayah utara, tempat pasukannya memulai serangan darat pada Oktober. 

Pada Senin malam, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga mengatakan serangan darat baru-baru ini di wilayah selatan akan segera berakhir. Namun upaya meredakan perang tampaknya masih sulit dilakukan, karena Israel mengatakan hal itu tidak akan berhenti sampai Hamas dihancurkan. 

Di sisi lain, para pejuang tidak menunjukkan tanda-tanda kehilangan kemampuan untuk melawan. Beberapa dari ratusan ribu warga yang melarikan diri dari wilayah utara pada awal perang mulai kembali ke daerah yang dibom Israel, tempat pasukan Israel telah mundur.

Namun warga yang berbicara kepada Reuters pada Selasa mengatakan kebangkitan kembali pertempuran di wilayah utara kini akan menghentikan rencana mereka untuk mencoba pulang.

“Kami hampir berencana untuk kembali ke rumah kami di Nazla, sebelah timur Jabalia, tapi syukurlah kami tidak melakukannya. Pagi ini orang-orang yang tinggal di sekitar tiba di sini dan memberi tahu kami bahwa tank-tank tersebut didorong kembali ke sana,” ujar Abu Khaled (43), ayah tiga anak yang sekarang tinggal bersama kerabatnya di Kota Gaza yang rusak parah. 

“Suara bom dari tank, dari pesawat tidak berhenti sepanjang malam. Ini mengingatkan kami pada hari pertama penyerangan darat,” papar dia. 'Maafkan Aku, Anakku. Aku Tak Bisa Melindungimu’ Pasukan Israel telah berjuang menuju pusat kota utama Khan Yunis di selatan Gaza, dan ke kota-kota di utara dan timur kota Deir Al-Balah.